11 - Berdua Aja Sama Mahesa

216 38 137
                                    

SEBELAS

"Wuih lengket benar calon pasangan baru," celetuk Wira begitu melihatku dan Mahesa berjalan ke kantin beriringan berdua.

"Kenapa emang? Lo cemburu?" tanyaku sewot.

"Ngapain cemburu orang gue punya Jihan kok," jawabnya sedikit terkejut dengan responku.

Ingat nggak kalau kemarin lusa aku dan Mahesa bilang akan mengikuti saran google? Dan hari inilah aku dan Mahesa mempraktekkan saran tersebut dalam kehidupan nyata kami.

"Baguslah kalau gitu," balasku.

Hari ini bahkan tanpa perlu dikompor-kompori oleh Wira and the genks, aku berinisiatif duduk sendiri di samping Mahesa.

"Jangan heran, calon pasangan baru kita udah resmi melakukan genjatan senjata semenjak hari ini," jelas Sabil yang baru sampai dengan Jihan.

Wira hanya mampu melongo, sedangkan Angga sudah mangap sedari tadi saat aku menjawab pertanyaan Wira. Kalau Inez jangan tanya, tentu saja dia sedang asyik melakukan video call dengan pacarnya.

"Udah mesen makanan? Kalau belum sini biar gue pesanin," tawar Jihan membuat Angga dan Wira kembali tertarik ke dunia nyata.

Wira langsung menggeleng. "Pesanannya sesuai reques di grup tadi kan? Kalau itu udah aku pesenin yang, kamu duduk santuy aja."

"Suka deh, Wira peka banget bahkan sebelum disuruh."

"Ya dong, pacarnya siapa coba?"

"Pacarnya Jihan dong!"

"Najong banget ih!" sahut Sabil yang aku dan yang lainnya langsung angguki.

"Iri aja deh lo!" balas Wira sembari memain-mainkan rambut Jihan.

Wira dan Jihan emang perpaduan yang pas banget. Bayangkan saja, selama hampir setahun pacaran, kami tidak pernah mendengar curhatan Jihan yang mengatakan hal buruk tentang Wira. Padahal si bobrok Wira nampak jelas sangat tidak bisa dijadikan sosok boyfriendable--kecuali tampangnya. Tapi, bagi Jihan Wira adalah yang terbaik. Aku curiga kalau sebenarnya Jihan itu udah kena pelet dari Wira, sampai hubungannya bisa adem-ayem terus tanpa berantem sekalipun padahal mereka hampir setahun pacaran.

"Apaan juga iri, jelas-jelas sosweetan gue sama Sabil," protes Angga tak terima. "Ya kan yang?" tanyanya pada Sabil.

"Untuk kali ini gue sependapat banget sama Angga," sahut Sabil cepat nggak kalah pede dari cowoknya.

"Kalian sosweet?" Wira menaikkan salah satu alisnya. "Bentar, gue ketawa dulu ya," ejeknya.

"Sialan lo Wir!" ketus Angga dan Sabil kompak.

Aku juga ikut terbahak. Sosweet dari sisi mananya coba mereka berdua? Orang tiap hari kerjaan mereka itu gelut mulu. Bahkan karena keduanya sama-sama berasal dari ekskul taekwondo, tak jarang kalau mereka berantem itu sampai memakai kekerasan. Dan tentu saja kekerasan itu hanya dari pihak Sabil, sedangkan Angga bagian menahan sakit aja.

"Ketawa aja Git? Nggak ikut bilang kalau yang paling sosweet itu lo sama Mahesa?" ujar Sabil membuatku langsung berhenti tertawa.

"Ya ngapain? Kan gue sama Mahesa belum pacaran," jawabku cepat yang tidak mau mati kutu kayak biasanya.

Kompak semuanya menatapku dan Mahesa dengan tatapan menggoda. Oh tidak sepertinya aku salah bicara!

"Udah dikode tuh Sa, tinggal tunggu lonya gerak aja tuh!" celetuk Wira ikut mengompori.

Sialan banget emang tuh mulut comberan!!

"Jadian aja elah, nggak mau kan jadi obat nyamuk kami mulu?" tambah Sabil.

Mahesagita✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang