13 | Gelenyar di Dada

17.6K 2.9K 418
                                    

1359

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1359

Entah sejauh apa kami berlari, yang jelas aku kehabisan napas. Sepertinya Maharaja Hayam Wuruk menyadari napasku yang menjadi berat karena kekurangan oksigen. Tanpa diminta, lelaki itu berhenti. Huh, seperti drama India saja. Masih ngos-ngosan, aku meletakkan kedua tanganku di lutut sebagai tumpuan. Lelah dan karena tidak banyak kegiatan yang kulakukan di masa ini, kakiku terasa kram. Oh, aku lupa sedang berada di tubuh Gauri. Aku rasa, Gauri bukanlah tipe orang yang suka berolahraga. Oh, aku lupa lagi. Arangga bilang, Gauri sakit-sakitan sedari kecil. Pastinya, tubuh Gauri sama sekali tidak lentur. Kenapa aku baru sadar?

"Mereka ... tidak mengejar kita ... kenapa ... lari?" tanyaku kepada Maharaja Hayam Wuruk disela-sela napas yang masih belum teratur.

Diam-diam aku kembali merutuki kebodohanku. Kenapa bisa aku melupakan wejangan kedua orangtuaku? Aku mengajaknya bicara terlebih dahulu. Bahkan, jika kuingat-ingat, tadi aku sudah mengumpati Arangga di hadapannya. Meski secara tidak sadar. Lelaki itu tersenyum dan sama sekali tidak terlihat kelelahan. Yah, mungkin sebagai seorang maharaja ia sudah terlatih dalam hal seperti ini. Yang kubingungkan adalah mengapa tadi ia tidak berjalan bersama para dayang dan prajuritnya? Hmmm mencurigakan.

"Kukira kau tidak ingin bertemu dengan mereka," ujarnya sembari menawariku tangannya. Aku menatap tangannya sekilas sebelum akhirnya meraih tangan kekar nan besar itu. Aku tahu, ia bermaksud membantuku berdiri. Padahal aku tidak butuh bantuan, tetapi akan jadi bencana jika aku menolak kemurahan hati seorang maharaja.

"Terima kasih. Baginda telah menyelamatkan misi Hamba," ujarku setelah napasku kembali netral. Tentunya, aku menunduk hormat untuk menghindari matanya yang tengah menatapku.

Maharaja Hayam Wuruk terdengar penasaran. "Misi apa?"

Sempat ragu-ragu untuk mengatakan kebenarannya, akhirnya aku menceritakan tentang misi penting ini. "Hamba melihat kecocokan di antara Arangga dan Ranadwi dan berniat membuat mereka menjadi sepasang kekasih."

Tak kusangka, ia malah tertawa. Sangat kencang hingga membuatku berpikiran bahwa lelaki ini pasti sudah tidak waras. "Kenapa Baginda tertawa? Apa misi Hamba tidak masuk akal?"

Sembari meredakan tawanya, Hayam Wuruk menggeleng.

"Tidak. Aku juga melihat kecocokan di antara mereka. Sangat cocok ..." Ia beringsut mendekatiku, aku hendak menghindar tetapi refleksku tidak secepat yang dibayangkan dan diharapkan. Bibirnya hampir menempel di telingaku, "... seperti kita."

Amboy! Demi semua penny milik Mister Crab dan bola-bola permen karet raksasa yang dibuat Patrick untuk Spongebob, this man likes to give me goosebooms and heart attack! Menyadari gestur tubuhku yang mendadak berubah menjadi kaku dan awkward, Hayam Wuruk berangsur menjauh dan menatapku dengan senyuman jahil. Senyuman yang kadang diberikan oleh seorang pemain hati.

Aku memberanikan diri untuk membalas ucapannya. "Bagaimana perasaan Permaisuri Sudewi jika Baginda mengatakan hal seperti itu?"

Melirik perlahan dan diam-diam, aku melihat ekspresi wajahnya yang tak terbaca. Campur aduk seperti cat akrilik berbeda warna yang diaduk sekaligus dan ditorehkan di atas sebuah kanvas. Ada merah, hijau, biru, dan yang paling dominan hitam. Hitam; definisi kegelapan. Dan kita tidak bisa melihat dalam kegelapan, bukan? Kecuali kamu memiliki mata seekor kucing. Namun ia tak menjawab, malah berjalan dengan gagah. Seperti Arangga si anak itik, aku mengikutinya seakan-akan baru menetas dari cangkang telur. Tahu maksudnya, bukan? Itik yang baru saja menetas akan menganggap benda pertama yang dilihatnya sebagai ibu mereka. Akhirnya kami berdua berjalan dalam diam sembari menikmati keadaan alam yang masih sangat asri. Pepohonan berjajar di sepanjang jalan, menghalangi sinar mentari yang hangat. Terdengar suara kicauan burung di kesunyian ini.

[Majapahit] Forgive Me For EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang