1. Tuhan dan harapan

87.8K 7.2K 1K
                                    

Absen dulu dari kota mana aja nih?

Jangan lupa ramein sama komen. Serame kalian ngebet pengen baca cerita ini di lapak Cinta Untuk Hanum.

Disini juga harus rame loh yah. Gimana kalau 500 komen juga untuk bisa lanjut ke part dua. Aku tantang kalian wkwk

Oke deh, langsung lanjut ke cerita

Selamat membaca ❤

🍁















Kamu sukanya dia?!
Tapi, kalau Tuhan maunya kamu sama aku, kamu bisa apa?

-The Swetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

"Kak Hafizh hari ini ke sini kan, Bunda?"

"Bunda gak tahu."

Gadis itu menunjukkan raut sedihnya, tapi hanya sebentar karena ia langsung menggantinya dengan raut harap kembali. "Tapi minggu kemarin Kak Hafizh gak dateng."

"Iya, katanya adiknya menikah."

"Kak Hanum, yah?"

Wanita yang dipanggil Bunda olehnya menganggukkan kepala sambil terus menyirami bunga di depan halaman panti tempat mereka tinggal.

Hawa Wasalwa namanya. Dia gadis berusia sembilan belas tahun, satu dari banyaknya anak yang dibesarkan di panti tersebut. Sosoknya pemalu, tapi sangat terbuka dengan Bunda yang memiliki nama Aminah, seseorang yang merawatnya sedari ia dititipkan orang tuanya di panti tersebut sejak ia masih bayi. Dititipkan disini bukan berarti orang tuanya memberikan Hawa kepada Aminah secara langsung. Melainkan Hawa diletakkan begitu saja di depan pintu panti tersebut.

Menyedihkan memang. Hawa juga menangis saat mendengar kisahnya sendiri. Tapi lambat laun, ia mulai bisa mengerti. Mungkin, orang tuanya tidak mampu membiyayai hidupnya, mungkin orang tuanya belum siap memiliki putri secantik dirinya, mungkin orang tuanya tidak mengerti cara mengasuh anak. Tapi, mau sebanyak apapun Hawa berusaha untuk berhusnudzon, tetap saja tindakan mereka tak bisa dibenarkan.

Sempat ada beberapa orang yang ingin mengadopsinya. Dari kalangan menengah sampai atas. Tapi, Aminah tak mau melepasnya. Pun, Hawa tak mau pergi dari panti itu. Baginya, Aminah adalah ibu, anak-anak di sana sudah seperti adiknya sendiri. Jadi tugas Hawa sekarang adalah membantu Aminah menjalankan amanah dengan merawat anak-anak di sana.

Ngomong-ngomong tentang Hafizh yang tadi ia bicarakan. Hafizh adalah seorang pemuda yang seringkali berkunjung ke panti tersebut. Hawa masih ingat kapan pertama kali Hafizh datang, yakni empat tahun yang lalu, saat dirinya berusia lima belas tahun.

Bagi Hawa, Hafizh adalah sosok yang sangat baik, dermawan, cerdas, dan sosok yang hangat. Setiap bulan, Hafizh selalu memberi bantuan kepada panti, biasanya berupa uang dan kebutuhan pokok. Hafizh juga sering berkunjung, bermain dengan anak-anak di sana, mengajari mereka membaca Al-Qur'an, memotivasi mereka untuk menghafal Al-Qur'an atau menuruti permintaan mereka untuk membacakan Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.

Kalau tidak sedang sibuk, seminggu sekali Hafizh bisa datang. Tapi kalau sedang sibuk, satu bulan sekali dia baru bisa datang sambil memberikan bantuan. Yang jelas, setiap bulan Hafizh tak pernah absen.

Semua orang di panti menyukainya, termasuk Bunda dan Hawa yang sudah memendam perasaannya sejak kali pertama ia bertemu dengan Hafizh. Mencintai dalam diam. Benar, itu yang Hawa lakukan. Tapi masalahnya, Hafizh menganggapnya sebagai seorang adik. Namun Hawa tak menyerah untuk merayu. Ya, sampai kapanpun Hawa tak akan pernah menyerah merayu Allah. Dia lah pemilik segalanya, termasuk hati manusia.

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang