19. Secret Admirer

34.6K 5.1K 1.5K
                                    

Sebelum baca, ayo mantion kota kamu dulu di sini!

Double update niihh

Seneng gaakk???
Hehe

🍁



Masih belum terlambat untuk memperbaiki apa yang kita rusak.

Usaha aja dulu, hasilnya biar Allah yang menentukan.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahama

🍁

Zul rasa, jin yang merasuki bosnya bukan lagi jin bucin, tapi jin galau.

Aneh, sebenarnya ada apa dengan bosnya ini? Tadi pagi, sampai siang, ia seperti remaja yang sedang kasmaran. Tapi, setelah kembali dari makan siang, bosnya nampak seperti remaja yang baru putus cinta. Kasihan si Bos.

Dan kalau diingat-ingat, seharian ini, Hafizh hanya absen muka saja di kantor. Karena demi apa, ia tidak mengerjakan apapun, semua Zul yang mengerjakan. Untung Zul ini sekretaris serbaguna, bisa jadi lapak curhat, tukang sindir, tukang debat, tukang ledek, tukang lawak, kadang juga jadi si bijak. Ah, pokoknya Zul serbaguna deh. Jadi memang suatu kewajiban bagi Hafizh untuk menaikkan gaji Zul.

Hidup Zul!

Naikan gaji Zul!

Sementara tadi pagi Hafizh sibuk bermain dengan duduk berputar-putar di kursinya. Lalu sekarang yang ia kerjakan hanya memandang ke dinding kaca ruangannya. Entah memperhatikan apa. Zul jadi ikut prihatin. Secepat ini kah Bosnya patah hati?

Kali ini, bukan Hafizh yang memanggil Zul ke ruangannya. Tapi Zul sendiri yang masuk setelah melihat Hafizh berjalan memasuki ruangan seperti raga tak bernyawa. Dan tentu senyuman secerah sang surya yang tadi pagi terpancar itu sudah tenggelam entah kemana.

Apa sebenarnya yang sudah terjadi? Itu yang Zul pertanyakan.

"Bos, ruangan ini rasanya jadi mendung. Padahal di luar lagi panas."

Memang begitu besar efek dari mood Hafizh di ruangan itu.

"Saya salah."

"Ya?"

"Saya harus apa ya, Zul?"

"Bos salah apa?"

"Banyak. Saya gak bisa hitung."

"Udah minta maaf?"

Hening. Zul tidak tahu bagaimana ekspresi Hafizh, karena bosnya itu duduk membelakanginya.

"Kalau belum, coba minta maaf dulu."

"Iya. Nanti saya minta maaf."

Zul melihat Hafizh berdiri, lalu mengambil jasnya yang tergantung. Sambil memakai jas mahal itu, Hafizh berjalan mendekat, lalu menepuk pundaknya.

"Zul, saya serahkan semua sisa pekerjaan sama kamu. Jaga amanah ini baik-baik, ya. Saya mau pergi dulu."

Zul tertegun. Kok, rasanya Hafizh seperti mengucap salam perpisahan, yah?

Ia pun mencoba menahan pundak Hafizh saat pria itu hendak pergi. Ditolehkan kepalanya untuk menatap Hafizh dengan serius.

"Bos?"

"Apa?"

"Istighfar, Bos! Bunuh diri itu dilarang sama agama, Bos! Dibenci Allah."

"ASTAGHFIRULLAH. SIAPA YANG MAU BUNUH DIRI, SIH!?"

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang