14. Perasaan apa?

34.2K 5.3K 1.4K
                                    

Allah gak pernah tidur. Jangan bosen kirim-kirim do'a, yah.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Pukul lima sore.

Hafizh memasuki rumahnya sambil melepas dua kancing kemeja teratas. Gerah sekali rasanya hari ini. Apalagi ia sudah kalah perang dari Zul dan sukses membuat ia memikirkan ucapan Zul sampai sudah tiba di rumah.

Apa iya? Apa iya dirinya mencintai Hawa?

Tidak. Tidak mungkin. Masa iya secepat ini ia berpindah hati? Atau jangan-jangan, sebenarnya sudah lama ia memiliki rasa ini namun dirinya tidak sadar karena seluruh pikirannya selalu terisi dengan Rachel. Lalu, saat ia berhasil menyingkirkan Rachel, perasaan ini jadi punya tempat dalam pikirannya.

Apa ini jawaban dari do'anya? Apa Tuhan benar mengirimkannya wanita sebaik Hawa untuk dirinya? Apa benar ini jawaban dari Tuhan? Apa Hafizh boleh mengambil keputusan secepatnya perihal apa yang ia rasakan ini? Hafizh hanya takut ia akan terjebak dalam kesalahan lagi kalau terlalu berlama-lama.

Mungkin sebaiknya Hafizh shalat istikharah dulu untuk meminta petunjuk kepada Allah.

"Abang?"

Karena terlalu banyak berpikir, Hafizh tak menyadari kalau di sofa ruang keluarganya terdapat seseorang. Mendengar suara memanggilnya, barulah Hafizh menoleh dengan kedua alis terangkat.

"Hanum, ngapain?"

"Duduk."

Jawaban pintar. Hafizh berjalan mendekat sambil kembali bertanya, "ngapain di sini?"

"Emang gak boleh? Ini kan rumah Hanum juga."

"Males Abang ngomong sama kamu."

Hanum malah tertawa. Sesungguhnya ia mengerti maksud pertanyaan Hafizh. Hanya saja senang melihat kakaknya kesal.

"Hanum kangen, jadi ke sini."

"Ke sini sama Abidzar?"

"Iyah."

"Mana dia?"

"Ke dapur, ambilin makan buat Hanum."

"Kamu kan bisa minta tolong bibi."

"Aku maunya suamiku yang ambilin. Mas Abi aja gak protes, Abang malah protes. Abang tuh gak suamiable banget, deh."

"Ya Abang kan emang belum jadi suami."

"Huh, nanti kalau udah jadi suami, Abang pasti nyebelin."

Hafizh hanya memutar bola matanya. Biarlah Hanum bicara apa. Kalau dia balas juga dirinya tetap yang akan salah.

"Lagian Abang tuh kapan sih mau menikah? Udah mau dua delapan tahun kok gak berusaha cari calon? Masih belum move on ya dari Kak Rachel?"

"Dari sekian banyak pertanyaan kamu, Abang gak mau jawab semuanya."

"Ish, nyebeliin." Hanum mengelus perutnya yang sudah mulai buncit. "Debay, jangan kaya Om Hafizh yah. Nanti bunda sentil."

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang