2. Akal dan hati

53K 5.9K 705
                                    

Halooo, yang udah hadir dari kota mana aja niihh?

Udah sahur beluuumm?

Udah bolong puasa beluuummm?

Alhamdulillah yah komen kemarin bisa sampe 500 lebih, sesuai target 😭 makannya aku bisa update hari ini di subuh ini hehe

Makasih banyak buat kalian yang menyempatkan waktu untuk nengetik di kolom komentar, love youu 💚

Target part kali ini sama yah 500 komen, 2K vote. Sebelum mencapai segitu, aku gak bisa update dulu hehe

Tapi kalian yang mau baca baca spoiler nya, udah aku share di insta story, ya siapa tahu kepo :v

Udah ya, langsung aja nih dibaca ❤

















Terkadang, akal kita sudah berpikir dengan benar. Tahu kalau hal yang kita lakukan salah. Namun, kita tak juga bisa berhenti melakukan hal yang salah itu. Rasanya, keinginan hati harus lebih dulu terpenuhi daripada akal yang lebih bisa berpikir dengan jernih.

Entah itu karena perasaan yang diberi Tuhan, atau malah hasil dari bisikan setan.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

"Udah sana, jalan!"

"Beneran gak papa?"

"Ini bukan kali pertama. Masih mending gak diturunin di depan komplek."

Hafizh terkekeh. Dulu, saat masih ada Hanum, memang biasanya Rachel minta turun di depan portal komplek saja. Masalahnya, Hanum itu suka sekali jalan-jalan sore. Bisa gawat kalau si polos itu melihat Rachel turun dari mobil Hafizh, karena Hanum bukan tipikal orang yang akan sembunyi dan mengamati. Seorang Hanum pasti akan langsung mendatangi, lalu memberikan deretan pertanyaan panjang yang tak akan sanggup keduanya jawab. Untunglah sekarang Hanum tinggal bersama suaminya, Abidzar. Jadi kemungkinan mereka bertemu Hanum di jalan sangatlah kecil. Jadi karena itu juga Hafizh bisa menurunkan Rachel tidak terlalu jauh dari rumah.

Ngomong-ngomong mengenai Hafizh dan Rachel. Benar jika kalian mengira bahwa mereka sering pergi diam-diam. Namun tidak dengan tujuan buruk. Tidak juga hanya untuk sekedar kesenangan pribadi.

Jangan dengan cepat berpikir negatif. Mari posisikan diri sebagai mereka. Sedari kecil, Hafizh memang lebih dekat dengan Rachel. Sedangkan Hanum, lebih dekat dengan Abi. Padahal harusnya kan anak lelaki berteman dengan anak lelaki begitu pun sebaliknya. Tapi, rasa nyaman untuk berteman tak menentukan gender kan?!

Hafizh tidak merasa cocok berteman dengan Abi karena pribadinya yang pendiam dan dingin. Sedangkan Rachel memiliki pribadi yang hampir sama dengannya. Kalau Hanum sendiri, memiliki pribadi yang kelewat ceria, asal jeplak, dan begitu polos. Bila disatukan dengan Abidzar, maka mereka klop. Kemana-mana selalu saja berdua.

Itupun yang terjadi dengan Hafizh, sedari kecil, ia selalu dekat dengan Rachel. Rumah mereka yang berhadapan membuat keduanya hampir bertemu setiap hari, bahkan sampai mereka tumbuh dewasa. Kedekatan itu menjadi kebiasaan meski dengan berjalannya waktu dan ilmu yang Hafizh dapat, ia bisa lebih menjaga jaraknya dengan Rachel.

Tapi, tetap saja kan, siapa yang bisa benar-benar menjauhi teman sepanjang hidup? Yang sudah mengetahui baik buruknya kita. Yang sudah tahu kelebihan dan kelemahan kita. Yang selalu mengerti keadaan kita meski kita tidak bercerita. Itu yang Hafizh rasakan. Ia tidak bisa. Ia kesulitan untuk benar-benar menjauhi Rachel seperti yang orang tuanya minta.

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang