11. Kuat

33.7K 5.1K 814
                                    

Allah tahu aku kuat. Makannya dikasih cobaan.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

"Saya mohon maaf. Saya akan menanggung semua biaya kalau sampai terjadi apa-apa dikemudian hari. Jika perlu, kita bisa melakukan CT scan, mungkin kepalanya terbentur saat jatuh. Takut terjadi apa-apa."

"Alhamdulillah, saya gak sampai kebentur kok, Pak. Terima kasih bapak sudah mau datang ke sini. Saya sangat menghargai waktu bapak. Insyaa Allah, saya akan baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu. Jangan sungkan menghubungi saya kalau terjadi apa-apa."

"Iya, Pak. Silakan diminum dulu teh nya."

Hawa mempersilakan pria yang pagi ini datang ke pantinya. Pria ini tentu adalah pria yang tak sengaja menyerempetnya kemarin. Benar kata Hafizh, dia datang untuk meminta maaf. Tapi, bagaimana Hafizh bisa tahu, yah?

Setelah meletakkan kembali gelas berisi tehnya, pria berusia empat puluhan itu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan amplop coklat yang cukup tebal.

"Ini saya ada rezeki untuk anak-anak di sini. Tolong ibu terima," ujarnya sambil menyerahkan amplop tersebut kepada Aminah.

"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak."

"Assalamu'alaikum."

Semua fokus tertuju ke arah pintu masuk, dimana seorang pria baru saja mengucap salam dan mengetuk pintu yang terbuka. Sementara satu tangannya membawa sekeranjang buah-buahan. Sangat mudah ditebak itu siapa.

"Wa'alaikumussalam," jawab semua orang di dalam dengan serentak. Aminah berdiri mempersilakannya masuk dan duduk. Namun bersama dengan itu, pria lainnya berdiri dan pamit.

"Kalau begitu saya pergi dulu, Bu. Saya masih banyak urusan. Jangan lupa hubungi saya kalau terjadi apa-apa."

"Oh iya, Pak. Terima kasih untuk bantuannya."

"Sama-sama, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Aminah mengantarnya sampai depan. Sedangkan Hawa yang masih duduk di sofa menatap kepergian pria itu dan bergantian menatap Hafizh yang duduk pada salah satu single sofa.

"Dia yah?" tanya Hafizh, meski begitu, Hawa tahu apa maksudnya.

"Iya, Kak. Dia dateng minta maaf. Terus kasih bantuan juga buat panti. Ternyata dia baik. Mungkin kemarin karena panik jadi agak emosi."

Hafizh tersenyum mendengar ke-husnudzonan Hawa.

"Iya, mungkin." Begitu katanya. "Nih, Kakak bawa buah-buahan."

"Wah, makasih ya Kak. Padahal Kakak gak usah repot-repot kaya gini."

"Gak repot, kok. Anak-anak mana? Eh, sekolah yah."

"Iya. Kakak kok gak kerja?"

"Habis dari sini nanti Kakak berangkat. Kamu masih ada yang sakit? Maksudnya lebih sakit dari kemarin."

Hawa tersenyum sebelum ia menjawab. "Enggak, kok. Cuma lebamnya emang baru kelihatan. Nanti juga sembuh. Kakak gak usah khawatir."

"Iya, Hawa kuat, kok."

Hawa beralih menatap Aminah dan tersenyum padanya.

"Lain kali kalau nyebrang nunggu sepi aja."

"Ya kalau gitu aku gak nyebrang-nyebrang dong, Kak."

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang