Pemeran protagonis memang baik. Tapi bukan berarti dia mau saja dibodohi.
Hidup tidak seperti sinetron di tv. Kita harus tegas jika tak ingin ditindas.
-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma🍁
Tanpa terasa waktu cepat berlalu. Hawa sudah bersiap untuk hari pertamanya bekerja. Ah ralat, magang maksudnya. Hafizh juga sudah mewanti-wantinya sejak kemarin. Begini katanya, Hawa besok mau berangkat naik apa? Mau kakak kirim sopir atau dijemput? Tahu kan tempatnya dimana? Nanti kalau udah sampe loby, telfon kakak. Kamu harus ketemu kakak dulu.
Kalau saja Hawa adalah jenis wanita yang super kegeeran, sudah pasti ia akan menyalah artikan apa yang Hafizh katakan itu. Tapi, Hawa pikir, Hafizh seperti itu karena sudah menganggapnya sebagai adik. Jadi mungkin Hafizh sangat khawatir padanya karena untuk pertama kalinya ia bekerja.
Kini Hawa sudah duduk pada sofa di loby sebuah gedung. Ia sedang menunggu seseorang yang tadi sudah dihubungi oleh resepsionis.
Hawa merasa sangat gugup. Apalagi ia melihat wanita-wanita di sekitarnya memoles wajah dengan riasan dan berpakaian kantor rapih nan resmi, seperti rok span, blazer panjang, kemeja, blouse dan sebagainya. Tapi dirinya bahkan hanya memakai bedak bayi langganannya. Meski untuk pakaiannya hari ini, Hawa terpaksa untuk memakai celana, tapi yang pasti celana longgar. Ia juga memakai kerudung pasmina, tapi tetap menutup sampai bawah dada. Jujur saja, Hawa sudah keluar dari zona nyamannya untuk caranya berpakaian hari ini.
"Hawa."
Hawa lekas berdiri mendengar namanya dipanggil. Hafizh berjalan menghampirinya bersama seorang pria yang mengikuti di belakangnya.
"Udah nungguin dari tadi?"
"Enggak kok, Kak. Tapi kakak kok ke sini, sih? Kenapa gak aku aja yang ke atas? Jadi kakak gak usah bolak-balik."
Hafizh mengerjap. Lalu menoleh ke belakang dimana seorang pria nampak mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Hawa. Kemudian Hafizh menggaruk keningnya dengan telunjuk sambil kembali memutar kepala menghadap Hawa. Sudah pernah Hafizh katakan, entah kenapa kalau bersama Hawa ia jadi seperti orang bodoh. Karena jelas ucapan Hawa benar. Untuk apa coba dia ikut ke bawah? Padahal kan dirinya bisa mengirim Zul untuk menjemput Hawa menuju ke ruangannya. Ah, entahlah. Yang pasti sekarang Hafizh harus memberikan alasan yang masuk akal.
"Gak papa, biar kakak nanti yang perkenalin kamu ke tim yang kerja bareng kamu."
Hawa hanya mengangguk-angguk mengerti.
***
Pria itu menghela napas panjang saat baru saja duduk pada sofa di ruangannya dan menyandarkan kepalanya sampai mendongak menghadap ke langit-langit ruangan. Tugasnya mengantar Hawa sudah selesai. Ia sudah menyerahkan Hawa kepada Neni, ketua divisi dimana Hawa bekerja.
Rasanya aneh sekali. Hafizh merasa senang Hawa bekerja di sini. Apa mungkin karena ia bisa menjaga Hawa setiap hari? Tapi kenapa ia ingin menjaga Hawa? Gadis itu kuat, selalu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri bahkan sering membantu orang lain juga. Atau mungkin, karena Hafizh sudah tidak bisa lagi posesif kepada Hanum, keposesifannya berpindah pada Hawa?
Apakah ini baik?
Mau bagaimana pun, sebelum Hanum menikah, ia memang sangat posesif dengan adiknya. Tapi setelah Hanum bersama dengan Abidzar, Hafizh sudah menyerahkan penjagaan itu kepada suami sang adik. Jadi nampaknya benar, Hawa menjadi korban keposesifannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Secret [SELESAI]
RomanceWARNING!!! BAPER STORY ⚠ Romance - Comedy WISTARA FAMILY Hafizh Ananda Wistara *** Kamu sukanya dia?! Tapi, kalau Tuhan maunya kamu sama aku, kamu bisa apa? -The Swetest Secret- *** Menurut Hawa, jodoh adalah rahasia Tuhan yang paling manis. Jodoh a...