20. Sindiran dan pernyataan

34.5K 5.4K 2K
                                    

Cintailah Allah atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena mencintaiku.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Hari-hari berlalu tanpa terasa. Selama itu pula, bunga mawar merah tak pernah absen di mejanya. Kadang bersama segelas coklat hangat, kadang bersama kopi, kadang coklat batangan, pokoknya selalu bersama minuman atau makanan yang rasanya sangat enak.

Waktu itu Hawa sampai berangkat sangat pagi supaya bisa memergoki siapa yang memberinya itu semua. Tapi selalu saja dia keduluan. Bunga mawar merah sudah ada lebih dulu di mejanya.

Bukan Adam. Ya, bukan Adam orangnya. Karena saat itu Adam juga bertanya siapa yang mengiriminya bunga dan sejak kapan. Jadi ternyata Adam tak tahu.

Kadang ada sticky notes yang ditempel di tangkai bunga. Isinya selalu sama, hanya gambar hati yang diwarnai dengan tinta merah. Hawa tersenyum, merasa lucu. Siapapun orangnya, dia pasti sangat romantis.

Hari ini Hawa jadi tak sabar untuk sampai di mejanya dan melihat setangkai mawar merah itu lagi. Hari ini apakah masih gambar hati yang ditulis di sticky notes-nya?

Memasuki lift, telfon Hawa berbunyi. Ia mengambilnya dari dalam tas, melihat nama Hafizh di sana mengiriminya pesan.

Hawa, Kakak mau bicara.

Begitu isi tulisnnya. Dan seperti biasa, Hawa mengabaikannya. Sejak hari itu, Hawa memang tak pernah bertemu Hafizh lagi. Bukan Hafizh yang tak mau menemuinya, tapi Hawa yang menghindar. Saat Hafizh datang ke panti pun, Hawa memilih untuk tidak keluar. Bunda Aminah sampai bertanya ada masalah apa. Hawa berkata dengan jujur apa alasannya. Setelahnya Aminah nampak ingin membicarakan sesuatu, namun tak jadi.

Kamu masih marah? Ini udah terlalu lama.

Tak ada niat membalas, Hawa hanya membacanya. Sebenarnya apa yang Hafizh inginkan? Kenapa Hafizh membujuknya sampai seperti ini? Tapi sikap Hafizh kan memang selalu seperti ini. Hafizh selalu bisa membuatnya salah paham dengan seluruh perhatiannya itu. Jadi Hawa sudah tidak heran. Ujung-ujungnya, paling Hafizh bilang, kamu adik yang kakak sayang. Sudah tidak asing terdengar, tapi rasanya sakit sekali.

Hawa, seenggaknya bales pesan Kakak kalau kamu gak mau angkat telfon

Hawa keluar dari lift, lalu berjalan menuju ruangannya dengan ponsel yang digenggam. Sesampainya di meja, seperti dugaannya, mawar merah sudah tergeletak manis di sana.

Tapi kali ini, ada tulisan di atas sticky notes tersebut.

Maaf, Hawa

Hawa tak mengerti maksudnya. Mengapa seseorang ini menulis maaf? Apa salahnya?

Hawa merasakan ponsel di genggamannya bergetar. Memunculkan sebuah pesan dari nama yang sama dengan tulisan yang sama seperti dalam sticky notes.

Maaf, Hawa

Apa maksudnya ini?

***

Sudah beberapa hari terlewati, ruangan ini masih saja terasa mendung. Zul sampai bingung harus bagaimana. Bosnya galau terus.

"Pesan saya gak dibales lagi, Zul." Nada suara Hafizh sangat menyedihkan. Zul sampai tak tega untuk sekedar meledeknya. Bosnya mendadak Sad boy.

"Samperin aja si Bos."

"Nanti dia makin marah kalau saya nyamperinnya di tempat kerja cuma untuk ngomongin masalah pribadi. Tapi kalau saya samperin di panti, dia gak mau keluar dari kamarnya."

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang