Cinta memang seperti ini, yah? Tidak mengenal kondisi, situasi, keadaan, waktu, dan usia.
-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma🍁
Hafizh melihat jemarinya masih gemetar. Padahal, sudah lebih dari satu jam sejak ia mendengar abinya berbicara di teras rumah. Hafizh bukan bereaksi berlebihan. Hanya saja, ini memang untuk pertama kalinya ia mendengar abinya berkata seperti itu.
Jangan buat kecewa.
Dada Hafizh sesak mengingat setiap kalimat yang abinya ucapkan. Padahal tidak banyak, pun abinya tidak membentak. Sosok yang selalu menjadi panutannya itu bicara serendah mungkin, seperti tidak mau menyakitinya tapi juga terdengar tegas.
Kamu putra kebanggan abi. Jangan buat kecewa.
Hafizh menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur, menutup matanya dengan lengan sambil sebisa mungkin menahan isak dengan menggigit bibirnya.
Hafizh kecewa. Kecewa dengan dirinya sendiri. Selama ini ia sudah membohongi orang tuanya. Bahkan entah sudah berapa kali Hafizh berbohong demi rasa yang ia sebut cinta. Tanpa menyadari, kalau abinya ternyata selama ini tahu, tapi abinya tetap diam, mungkin menunggu kapan putranya akan berhenti berbohong dan mengakui kesalahan. Tapi ... Hafizh bahkan tak ada niat untuk berhenti.
Menangis.
Hafizh merasa sangat berdosa. Mungkin terlambat mengakui bahwa dirinya salah. Mungkin memang harus abinya yang menegur agar hatinya bisa terketuk. Karena selama ini, Hafizh tak pernah mendengarkan ucapan orang lain.
Tapi jujur, setiap kalimat yang abinya ucapkan tadi, bagai ribuan pedang yang menikam seluruh tubuh. Hafizh merasakan sakit yang teramat sangat mengingat bahwa demi perasaan yang ia miliki ini, perasaan yang tak semestinya ini, ia bisa dengan tega mengabaikan perasaan orang tuanya sendiri.
Bahkan, disaat ia sudah begitu kurangajar, abinya masih memikirkan dirinya dengan tidak bicara di depan uminya. Karena Hafizh yakin, uminya pasti akan sedih mengetahui bahwa putranya seorang pembohong.
Hafizh mengusap wajahnya. Sekarang ia merasa tak punya muka untuk menghadap kedua orang tuanya. Malu dan rasa bersalah menjadi satu.
Selama ini, ia memang tidak dilarang untuk berteman dengan Rachel. Tapi, soal pergi berdua secara diam-diam yang sering ia lakukan, tentu adalah kesalahan besar. Seharusnya Hafizh tak meremehkan abinya yang selalu bisa melakukan apapun bila itu menyangkut putra dan putrinya. Abinya bahkan bisa membuat semua mulut bungkam untuk melindungi Hanum, bisa mengubah data dokumen-dokumen penting hanya untuk membuat Hanum percaya bahwa usianya dua puluh tahun.
Jadi, jika hanya untuk sekedar mengawasinya, tentu bukan hal sulit bagi seorang Alan.
Hafizh sungguh terlalu meremehkan.
***
Di tempat lain.
Mari beralih sebentar dari keterpurukan Hafizh yang kini mulai menyadari setiap kesalahannya dan sedang menyiapkan mental untuk nanti menghadap sosok yang sekarang sedang adu mulut dengan istrinya sendiri.
"Dokternya perempuan, sayang. Memangnya kamu gak cemburu, hm?"
"Ini kan darurat, Mas. Nanti gigi Mas busuk, mau?"
"Astaghfirullah," Alan menyeka matanya dengan punggung tangan, mendramatisir keadaan. "Gak nyangka istriku tega bilang begitu, hiks, sedihnya."
Mendengar itu Ashwa menghela napas lelah, lalu berkacak pinggang dengan berdiri di depan Alan yang duduk di kursi tunggu. Suamianya emang gak pernah berubah, udah tua masih saja suka main drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Secret [SELESAI]
RomanceWARNING!!! BAPER STORY ⚠ Romance - Comedy WISTARA FAMILY Hafizh Ananda Wistara *** Kamu sukanya dia?! Tapi, kalau Tuhan maunya kamu sama aku, kamu bisa apa? -The Swetest Secret- *** Menurut Hawa, jodoh adalah rahasia Tuhan yang paling manis. Jodoh a...