32. Read

33.8K 4.7K 664
                                    

Seseorang bisa berubah menjadi lebih protektif saat ia pernah kehilangan seseorang yang begitu berarti.

The Sweetest Secret
Adelia Nurahma

🍁

"Astaghfirullah, Zul. Muka kamu kenapa?"

Hafizh sungguh terkejut. Bagaimana tidak?! Wajah sekretarisnya yang biasanya mulus sekarang terlihat merah-merah di bagian sudut bibir dan bawah pipinya. Pertanyaannya, Zul digebugin siapa?

"Kepentok."

Begitu katanya. Zul menjawab malas-malasan. Ketara sekali kalau ia tidak jujur. Zul memang tipikal orang yang bohongnya gak niat. Jadi kalau bohong langsung ketahuan. Mungkin malas mencari alasan logis untuk berbohong. Jadi jawabannya selalu asal.

"Kamu dipukulin siapa?"

Kali ini Zul menggeleng. Kalau sudah begini Hafizh tahu ia tidak akan mendapatkan jawaban sekalipun menyogok Zul. Begini-begini Zul juga konsisten dan sangat menjaga privasinya.

Hafizh pun menghela napas. "Kalau ada apa-apa, kamu bisa minta bantuan saya. Jangan sungkan!" ujarnya, yang dibalas senyuman oleh Zul.

Kemudian dari dalam saku jasnya Hafizh mengeluarkan sebuah surat undangan miliknya dan memberikannya pada Zul.

"Bawa gandengan ya, Zul," ujarnya setelah undangan yang ia serahkan diterima oleh pria yang ia sebut namanya.

"Iya, nanti saya gandengan sama Jeff."

Hafizh mendelik mendengar jawaban asal itu. Membayangkan Zul gandengan sama Jeff di acara pernikahannya ia jadi bergidig ngeri. Hih.

Hafizh berjalan menuju ruangannya. Sementara Zul mengikuti di belakang sambil membawa tablet dan sebuah berkas di tangannya.

"Kamu udah punya calon belum? Katanya iya mau menikah tahun ini."

"Bos kira nyari calon segampang ane ngupil?!"

Lah, ngegas si Zul.

Hafizh sampai terkesiap. Ini dirinya kan bos nya? Kok dibentak-bentak? Tapi tidak heran. Si Zul memang sekretaris durhaka.

Sesampainya di ruangan, Hafizh langsung duduk di kursinya. Sementara Zulfan terdengar menghela napas, lalu membungkuk meminta maaf setelah menyadari kesalahannya. Jujur, sejak kemarin mood nya sedang buruk. Alasannya karena wanita itu. Wanita bernama Zulfa yang kemarin sukses mengacaukan harinya sampai ia babak belur seperti ini.

"Kamu PMS ya, Zul? Abis ngegas langsung minta maaf. Kalau kata cewek-cewek tuh namanya, mood swing. Kaya si Hanum."

Sekarang rasanya Zul ingin memakan Hafizh. Sedang kesal malah ditanya seperti itu.

"Tapi serius, kata Jeff kamu lagi cari perempuan yang namanya Zulfa."

Zul membelalak. Kampret, si Jeff tukang ngadu.

"Gak usah kaget gitu. Saya yang nyuruh Jeff cari tahu. Saya takut kamu asal comot perempuan cuma karena iming-iming dari saya. Kalau pernikahan cuma kamu jadiin buat bahan pertaruhan kaya gini, secara gak langsung saya ikut kebagian dosanya. Padahal niat saya baik."

Iya iya, Zul mengerti. Zul tahu apa yang Hafizh khawatirkan.

"Saya gak kenal Zulfa, gak tau orangnya seperti apa. Bahkan saya kira Mr. Immanuel gak punya seorang putri."

Zul mengerjapkan mata, mencoba mencerna apa yang Hafizh katakan. "Siapa Mr. Immanuel?"

"Lah, kamu gak tau? Selama ini apa yang kamu cari tau?"

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang