4. Jatuh bodoh

38.6K 5.1K 740
                                    

Kita cenderung menutup telinga dan menutup mata saat rasa cinta kita terhadap makhluk lebih besar dari rasa cinta kita kepada Sang Pencipta.

Dan itu fakta!

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Hafizh tidak fokus. Perhatiannya terbagi antara meeting dan sekelompok orang di luar ruangan yang ia tempati. Semua orang di luar sana tentu tak tahu kalau Hafizh dengan terang-terangan memperhatikan mereka sebab kaca tersebut satu arah. Tapi, teman-teman Hafizh jelas tahu apa yang Hafizh lakukan, namun pria itu nampak tak keberatan.

Bahkan, meeting harus diselesaikan dengan cepat. Kata Hafizh, lain kali aja bahasnya. Padahal mereka semua sudah meluangkan waktunya hari ini. Mereka bertemu hari ini untuk bicara mengenai pembanguan satu project bersama. Masih membicarakan apa saja yang ingin dibangun, mencari letak tempat strategis, dan lainnya. Tapi asli Hafizh tak fokus sama sekali. Para sahabatnya tentu kesal, tapi juga merasa aneh karena ini untuk pertama kalinya Hafizh mementingkan hal lain saat ia sedang bekerja.

"Dia ngeliatin siapa, sih?" tanya Kevin, penasaran.

Karena Hafizh tak menjawab, Baim yang sebelumnya sudah diberitahu pun angkat bicara, "katanya sih, adik angkatnya," dengan sengaja menekankan kata, katanya sih.

"Yang mana?" tanya pria lainnya yang bernama Nanda.

"Yang duduk ngebelakangin kita, pakai jilbab warna cream."

Ada dua gadis berjilbab di sana yang membelakangi mereka. Namun yang memakai warna cream memang hanya satu.

"Mereka kayaknya lagi belajar. Ngapain dia liatin?"

"Karena yang katanya, adik angkatnya itu, duduk sebelahan sama cowok. Jadi dia was-was."

"Ya tapi itu jaraknya gak deket, astaga. Lagian banyak orang. Kaya mau berani macem-macem aja," ujar Kevin masih melihat ke arah sana.

"Masalahnya, Hafizh curiga kalau cowok yang duduk di sebelah cewek yang katanya adik angkatnya itu, punya maksud lain deketin dia."

"Masih gue diemin loh, Im."

Kalimat Hafizh terdengar mengancam. Ya karena ia gemas lama-lama dengan si Baim yang terus saja menekankan kata katanya, seakan-akan Hafizh hanya membual soal itu.

Baim tertawa keras, tak merasa terganggu dengan ancaman Hafizh. Sedangkan dua laki-laki lainnya hanya memandang dengan bingung. Lalu memilih untuk menyantap makanannya yang baru saja datang.

Diembuskan napasnya panjang, Hafizh memutar kursi menghadap ke arah meja, berusaha mengabaikan Hawa yang duduk bersebelahan dengan Kenzo. Padahal, Kenzo kan tadi datang sebelum semua orang datang. Harusnya lelaki itu duduk di depan Hawa saja, tidak perlu sebelahan. Bahkan tadi ia melihat Hawa menggeser kursinya. Karena gadis itu tak akan berani untuk mengusir, apalagi katanya Kenzo yang membayar pesanannya. Gadis baik hati seperti Hawa mana mungkin bisa berkata, kamu jangan duduk di situ, di sana aja!

Yang ada dia memilih mengalah dengan bergeser menjauh. Karena merasa tidak terlalu sopan jika tiba-tiba bangun dan pindah kursi.

"Apa kabar si Rachel?" Nanda bertanya usai menelan makannya. Dari nadanya, jelas terdengar kalau ia tidak menyukai wanita yang ia sebut namanya itu.

"Baik."

"Kemarin gue liat dia."

"Dimana?"

"Sama cowok."

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang