18. Saingan baru

33.7K 5K 1.5K
                                    

Absen kota dulu yuk 🙋‍♀️
Ramaikaann!!!










Kehilangan sebelum berhasil memiliki.

Bagaimana bisa semesta sebercanda itu?

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Hawa mengikuti arah pandang Tania. Karena sepertinya, Tania nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Wah, tumben Pak Hafizh ke kantin." Celetukan Adam membuat Hawa mengangkat sebelah alisnya, tak paham dengan maksudnya. Ini kan kantin perusahaan, siapa saja boleh datang, kan? Bahkan direktur sekalipun.

"Maksud Kak Adam?"

"Pak Hafizh gak pernah makan di kantin. Kalau jam makan siang, biasanya pergi ke restoran atau makan di ruangannya."

"Loh, emang kenapa?"

"Coba lihat ke sekeliling!"

Hawa mengikuti apa yang Adam suruh. Ia mendapati hampir semua orang menatap Hafizh, terlebih wanita. Bisik-bisiknya pun terdengar jelas betapa mereka memuja dan memuji Hafizh. Hm, jadi seperti itu yah. Hafizh merasa tak nyaman di sini karena jadi pusat perhatian.

"Kayaknya Pak Hafizh lagi nyari-nyari sesuatu. Dari tadi gak duduk-duduk, tengok sana-sini terus."

Hawa beralih menatap Tania yang baru saja bicara, lalu ia beralih menatap Hafizh. Tepat saat itu, Hafihz juga melihatnya. Lalu, senyum di bibir pria itu mengembang, membuat beberapa wanita histeris, namun nampaknya kali ini Hafizh tak peduli.

Nampaknya di mata Hafizh, Hawa sudah menjadi pusat dunianya, hingga yang lain tak terlihat.

Pria itu melangkah pasti mendekati Hawa. Sekarang Tania dan semua orang tahu siapa yang Hafizh cari. Hawa menghela napas pelan, lalu berdiri selagi Hafizh masih belum dekat.

"Eh, mau kemana? Itu Pak Hafizh kayaknya mau nyamperin kamu."

"Aku mau ke toilet dulu."

"Oh, iya iya."

Hawa segera pergi setelah mengatakan itu. Tak menengok ke belakang, langkahnya cepat. Ia tak mau bertemu Hafizh, rasanya berat. Rasanya sesak. Ia harus menjauhi Hafizh bagaimanapun caranya.

Hawa beruntung ia tak terkejar selama berjalan menuju kamar mandi. Berdiri di hadapan wastafel, Hawa bercermin. Matanya masih bengap, kentara sekali kalau semalaman ia menangis. Tania dan Adam juga menyadarinya. Namun sepertinya orang-orang yang lebih dewasa itu mengerti dengan tidak bertanya mengenai privasinya. Lega sekali. Karena kalau ditanya, Hawa bingung mau menjawab apa.

"Hawa?"

Itu suara dari luar. Suara Hafizh. Hawa tak menyangka Hafizh sampai mendatanginya ke sini. Apa urusan pria itu sangat mendesak? Kenapa Hafizh seperti ini? Jikapun Hafizh memang menganggapnya adik, apa semua perhatiannya ini wajar? Apalagi, Hawa bukan benar-benar adiknya. Rasanya, Hafizh sudah berlebihan sehingga membuat Hawa salah paham dengan semua perhatiannya itu. Harusnya seorang pria jangan seperti itu. Hawa bukan gadis kecil yang bisa dianggap adik seenaknya. Harusnya Hafizh mengerti kalau Hawa kurang lebih sama dengan banyaknya wanita yang mudah luluh hanya karena sebuah perhatian. Tapi Hafizh adalah manusia yang tidak peka.

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang