25. I love you

37.1K 5K 1.1K
                                    

Bahagia adalah saat kita memiliki seseorang yang merasa sangat bangga karena dia memiliki kita.
Dari situ, kita merasa... Bahwa diri kita sangat berharga.

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Setelah beberapa hari tidak masuk, akhirnya hari ini Hawa bisa masuk kerja. Pasalnya tiga hari lagi dia dipingit. Hawa masuk hari ini pun mau sambil membagikan undangan ke teman-teman kerjanya. Dan jangan bayangkan betapa kerasnya Hawa berusaha membujuk calon suaminya agar diizinkan datang ke perusahaan.

Hawa ditawari untuk berangkat bersama. Ah ralat, malah bisa dikategorikan dipaksa. Tapi tentu Hawa tetap menolak. Alhasil, di sini lah ia sekarang, duduk dalam kursi bus yang sudah penuh, sedangkan Hafizh berdiri di sisinya berpegangan pada tiang bus. Jangan dibayangkan! Karena Hawa yang melihatnya saja tak bisa berhenti untuk tersenyum.

Bisa dibilang, dalam bus ini Hafizh yang paling rapih. Memakai setelan jas yang jelas sangat mahal. Sepatu mengkilap khas dirinya dan rambut yang tersurai ke belakang. Rapih, tampan, wangi dan nampak sempurna seperti biasanya. Hafizh yang paling bersinar. Atau setidaknya, itulah yang Hawa lihat.

"Kakak ngapain ikut naik bus coba?"

"Kamu kenapa gak mau diajak bareng?"

"Belum mahrom."

"Duduk di belakang, kan jauhan."

"Akal-akalan setan tuh."

Hafizh mencebik. Namun ia tahu Hawa benar. "Tapi di sini juga kan banyak laki-laki."

"Tapi kan gak berduaan. Lagian aku duduk sama si ibu nih." Hawa menoleh ke kanannya. "Iya kan, Bu? Ibu langganan tetangga dudukku," katanya pada sang ibu yang sejak tadi tak berhenti melirik-lirik Hafizh.

"Iya. Masnya pacarnya yah?"

"Calon suami."

Mendengar jawaban penuh kejujuran itu membuat Hawa tersipu. Hafizh seperti sangat bangga menyatakan diri sebagai calon suaminya. Dan itu membuat perasaan Hawa menghangat, bahagia, sekaligus merasa berharga.

"Cocok kan kita, Bu?"

Hafizh meminta pendapat. Ingin rasanya Hawa mencubitnya karena gemas, tapi sayang mereka belum sah.

"Cocok, Masnya ganteng, Mbak Hawa cantik."

"Ya jelas, kita kan laki-laki sama perempuan."

Hawa hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengar jawaban itu.

"Ibu setiap hari duduk di samping calon istri saya?"

Bisa gak sih Hafizh gak manggil begitu? Tidak kah melihat kalau paras Hawa sudah sangat merah? Apa Hafizh lupa kalau calon istrinya ini sangat pemalu?

"Iya. Tapi akhir-akhir ini jarang kelihatan."

"Iya. Saya gak bolehin dia kerja. Tapi hari ini ngeyel."

"Wah, Masnya posesif banget yah. Padahal belum menikah."

"Ah enggak, saya biasa aja."

Hawa menyipitkan mata menatap Hafizh. Ia baru tahu kalau Hafizh ternyata bisa menyebalkan begini. Padahal sudah jelas dia sangat posesif. Tapi masih saja mengelak.

"Masnya kerja kantoran juga yah?"

"Iya, Bu."

"Oh, kalian temen kerja?"

Hawa menyela sebelum Hafizh menjawab. "Dia bos saya, Bu. Yang punya perusahaan."

"Oalaah, pantesan ngelarang kerja. Bener itu, Mbaknya gak usah kerja."

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang