23. 2 Zul

35.7K 4.8K 1.3K
                                    

Manusia zaman sekarang licik-licik.
-Zul-

-The Sweetest Secret-
Adelia Nurahma

🍁

Hari baru sudah tiba.

Hari ini akan menjadi hari yang sibuk. Hari dimana Hafizh harus mempersiapkan banyak hal untuk datang melamar sang pujaan. Gercep. Ya memang itu yang Hafizh lakukan. Ditambah ia memiliki pendukung yang bisa dibilang lebih semangat darinya. Ya siapa lagi kalau bukan abinya. Hafizh tentu sangat bahagia. Mempersunting seorang wanita dengan restu kedua orang tua ternyata sangat membahagiakan.

Ketiga orang itu masih berkumpul di meja makan. Menyantap sarapannya masing-masing sebelum memulai hari. Hafizh lupa menghubungi Zulfan kalau hari ini ia tidak bisa masuk sehingga Zulfan harus mengambil alih pekerjaannya. Tapi memang dasarnya si Zul panjang umur, sedang dipikirkan malah orangnya menelfon.

Hafizh pun undur diri sebentar dari meja makan. Mencari ruang untuk menjawab telfon dari Zulfan.

Ngomong-ngomong, Hafizh penasaran. Kemarin Zul dapet jodoh gak yah? Ah, nanti akan Hafizh tanya kalau bertemu. Sekarang Hafizh harus mengangkat telfon dari Zul dan memberitahu bahwa ia tidak bisa masuk hari ini.

Tapi, boro-boro Hafizh sempat mengucap salam, baru diangkat saja Zul sudah lebih dulu membuat Hafizh menggagalkan niatnya untuk bicara masalah tidak masuk kerja.

"Assalamu'alaikum. Bos, hari ini saya gak bisa masuk kerja. Saya bahkan gak bisa sempetin buat absen ke kantor. Jadi maaf pagi-pagi saya telfon."

"Wa'alaikumussalam. Ada apa?" Hafizh merasa ada yang tidak beres. Pasalnya, Zul tidak pernah seperti ini selama bekerja dengannya.

"Saya dapet musibah kemarin."

"Kamu kan harusnya cari jodoh. Kenapa malah dapetnya musibah si Zul? Tapi kamu gak papa, kan?"

"Aduh, saya terharu. Ternyata Bos khawatir sama saya."

Hafizh sungguh khawatir. Tapi si Zul tetaplah si Zul. Namun karena jawaban itu Hafizh jadi tahu kalau Zul baik-baik saja.

"Saya gak papa. Tapi orang yang saya tabrak kenapa-napa."

"HA? Kamu nabrak orang?"

"Kecelakaan. Tapi emang saya yang salah. Jadi saya harus tungguin dia di rumah sakit. Pokoknya ceritanya panjang. Nanti saya cerita kalau Bos masih mau tau. Saya absen dulu hari ini, gaji saya jangan dipotong."

"Iya iya." Disaat seperti ini masih saja memikirkan gaji. Dasar si Zul.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Hafizh kembali ke meja makan dan duduk dengan helaan napasnya. "Aku gak bisa ikut hari ini. Aku serahin semuanya ke umi sama abi aja, yah?"

"Loh, kenapa? Kayaknya kemarin kamu semangat banget."

"Sekretaris ku hari ini gak masuk, Umi. Gak ada yang bisa ambil alih pekerjaan."

"Abi kan udah bilang, jangan cuma punya sekretaris satu. Kamu sekretaris sama asisten pribadi sekaligus dalam satu orang. Kasihan si Zul."

"Iya. Nanti aku pertimbangin lagi."

Sedangkan di tempat lain, pria itu duduk pada sofa di salah satu ruangan rumah sakit. Satu kakinya bertumpu pada lutut, sedangkan tangannya bersidekap di bawah dadanya. Kedua matanya menatap lekat ke arah seseorang yang duduk di brankar rumah sakit dan sedang menyantap sarapannya. Alisnya kian bertaut, merasa kesal karena sejak kemarin sore ia belum pulang dan terjebak di sini bersama wanita tidak jelas asal-usulnya itu.

The Sweetest Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang