Chapter 4

9.5K 282 4
                                    

Marhaban ya Ramadhan 1441 H.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Semoga hari kedua puasanya, kalian masih tetap semangat ya reader ({})

Hi reader .. happy reading.

.

.

.

.

{Viola Pov On}.


Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian Aku tertabrak olehnya dan selama itu juga Dia tidak pernah absen untuk menjenguk Ku.

Seperti saat ini, Dia sedang berada didalam Ruang Rawat Ku.

.

Suster masuk kedalam Ruangan Ku untuk memberikan obat kepada Ku seperti biasanya.

"Maaf mengganggu Mba dan Mas, ini Saya mengantar obat untuk Mba Viola karena sudah waktunya untuk memakan obat," Suster berucap kepada ku dan Albert.

"Baiklah Sus, terima kasih." Aku tersenyum dan berucap kepada Suster.

"Sama-sama, Mba." Suster itu menjawab Ku sambil tersenyum, kemudian keluar dari Ruang Rawat Ku.

.

Setelah Suster keluar dari Ruang Rawat, keadaan didalam Ruang Rawat ini berubah menjadi sunyi, canggung, tidak ada yang memulai obrolan karena Aku pun bingung mau membahas apa, ditambah lagi karena memang Aku belum cukup akrab untuk sekedar berbincang seperti layaknya seseorang yang sudah saling kenal sejak lama.

.

"Bukanya tadi Suster membawakan obat untuk Anda makan?" Albert memulai perbincangan, mungkin karena Dia juga merasa canggung dengan suasana saat ini.

"Ah .. ehh..i..iya." Aku menjawab dengan gugup karena terkejut dengan Albert yang tiba-tiba berbicara setelah beberapa menit kami terdiam tanpa kata.

"Lalu kenapa tidak Anda makan obatnya, malah diam terus." Albert kembali berucap kepada Ku dengan nada angkuh nya.

"Ini ..." Belum juga Aku menyelesaikan ucapan Ku, sudah dipotong oleh Albert.

"Apa Anda mengharapkan Saya yang menyuapi Anda obat itu hah! Jangan harap!!" Albert berkata dengan angkuhnya kepada Ku.

"Ya Tuhan ... Makhluk aneh darimana ini? kenapa Dia begitu amat sangat .. sangatt ... sangattt menyebalkan sekali, Tuhan!!" Aku beteriak sendiri didalam hati Ku.

"Hey wanita aneh!! Kenapa Anda diam saja, apa Anda tidak mendengar Saya berbicara? Apa Saya sedang berbicara dengan boneka? Apakah pendengaran Anda juga bermasalah?" Albert kembali berkata kepada Ku dan lagi-lagi dengan nada angkuh nya.

"Saya punya nama!!" Aku berucap dengan kesal kepada Albert.

"Saya tidak tidak peduli, dan lagi kenapa Anda diam saja? Bukanya Suster tadi menyuruh Anda untuk memakan obat?" Albert terus saja nyeroscos tiada henti kepada Ku.

"Pertama!! Saya bukan wanita aneh!!" Tegas Ku kepadanya.

"Kedua!! Nama Saya Viola, jadi Anda bisa memanggil Saya dengan nama Saya. Bukan wanita aneh seperti yang Anda sebut tadi." Aku kembali menegaskan kepadanya.

"Ketiga!! Ini sekarang Saya akan makan obat nya." Tuhan!! Aku benar-benar dibuat kesal olehnya.

"Wanita aneh, cerewet." Albert berbisik sendiri. Pelan tapi masih cukup terdengar oleh ku.

Viola dan CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang