02

5.1K 425 0
                                    

Donghyuck memasuki kamar barunya. Memang benar kamar itu bersih. Namun ia tidak pernah berpikir jika kamar itu sangat polos. Tak ada warna sama sekali dalam kamar itu.

Sepertinya aku harus mendekor ulang kamar ini.

Namun karena hari ini sudah malam, ia mengurungkan niatnya untuk mendekor kamar yang ditempatinya. "hyuck" Donghyuck menoleh kearah sumber suara. Mark ada diambang pintu masih menggunakan pakaiannya tadi.

"kenapa?" Donghyuck bertanya. "boleh masuk?" Mark membalasnya dengan pertanyaan lagi. "boleh. Tapi sepertinya kau ganti baju dulu. Kamu tidak kepanasan pakai itu?" Donghyuck bertanya. Tubuhnya sudah menghadap ke Mark sepenuhnya.

"kalau begitu, aku ganti baju dulu baru nanti kesini ya?"

Donghyuck hanya mengangguk dan kembali mengeluarkan barang-barangnya.

Selama ia membereskan barang-barangnya, ia berpikir kenapa dengan begitu mudah dirinya percaya terhadap lelaki itu. Apakah karena Mark dengan cepat menggagalkan rencana bunuh dirinya dan langsung memeluknya atau karena mereka punya masalah yang sama?

Karena terlalu fokus dengan pikirannya dan kegiatannya, Donghyuck tidak sadar bahwa Mark sudah ada didalam kamarnya. Lelaki itu duduk dikursi yang ada didalam ruangan itu. Donghyuck masih belum sadar dengan kehadiran Mark dalam kamarnya.

"hyuck, kau memikirkan apa sih?" suara Mark menginterupsi kegiatan Donghyuck. "eh-loh kapan kamu ada didalem sini?" Donghyuck kaget dengan suara Mark dibelakangnya. "sudah lama. Itu juga kamu melamun sambil mengeluarkan barang-barangmu. memikirkan apa sih sampai ga sadar ada orang lain?" cerocos Mark.

"berisik juga ya kamu ternyata"

Ujar Donghyuck sarkastik. Mark malah tertawa.

"udah ah, jawab saja memikirkan apa sampe tak kerasa ada orang" Mark nanya untuk yang kedua kalinya. "bukan sesuatu yang penting banget sih. Aku cuma kepikiran aja kenapa aku percaya banget sama dirimu sampe aku menerima permintaanmu buat tinggal disini" Donghyuck menjelaskan sambil menggaruk tengkuknya. Ia berharap Mark tidak tersinggung dengan ucapannya.

Ruangan itu mendadak menjadi sunyi. Donghyuck sangat takut jika Mark benar-benar tersinggung dengan ucapannya.

Tapi ternyata Mark malah tertawa lagi. Mendengar suara tawa Mark, alis Donghyuck bertaut.

"kenapa tertawa? Emangnya ada yang lucu?" Donghyuck bertanya dengan kikuk. "hahahah, sebelum itu, kita ngobrolnya lebih santai aja ya. Gue ga terlalu terbiasa dengan obrolan yang terlalu baku"

Donghyuck ngangguk denger permintaan Mark. Sebenarnya ia juga masih canggung menggunakan kata-kata aku dan kamu ketika berbicara dengan orang lain. Biasanya ia akan berbicara dengan bahasa yang bisa dibilang tidak baku. Bahkan untuk orang yang baru ia temui sekalipun.

"harusnya gue yang tanya itu. Kenapa lu bisa sepercaya itu sama gue. Dan gue juga mau tau kenapa lu bisa sampe kepikiran buat bunuh diri. Padahal yang gue liat dari lu, lu itu masih polos" jelas Mark.

Donghyuck cuma bisa ngerjapin matanya ketika denger penjelasan Mark. Yang ia tahu, beberapa temannya menganggap dirinya itu sosok yang sama seperti setan. Berisik but in a positive way. Dan Ia juga tau kalau pernyataan itu memang benar. Karena dirinya yang terlewat aktif dan gampang bersosialisasi.

"lu ngeliat gue sebagai sosok yang polos?"

"ya"

"eheh, t-terima kasih"

*

"hyuck sini deh" panggil Mark beberapa saat setelah lelaki yang dipanggil itu berberes. Mark sedang berada dalam ruang tamunya. Ia duduk disebuah sofa yang terlihat simple namun elegan.

fix you | markhyuck✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang