"jadi gimana Mark?"
Tanya Donghyuck disela-sela makan. Mark menoleh keatas melihat Donghyuck yang sedang mengunyah.
"apanya? Virusnya?"
Donghyuck menganggukkan kepalanya.
"belom ada tanda-tanda apapun sih. Sampe sekarang masih aman-aman aja"
"ada orang yang lu curigain enggak?"
"hmmm belom ada sih. Lagian gue juga tadi ga sempet muter-muter liatin karyawan gue"
"emangnya kenapa?"
"pas gue masuk kesini tadi, banyak cewe-cewe yang nungguin gue di lobby. Dan gue risih. Makanya gue langsung kesini tadi"
Donghyuck manggut-manggut mendengarkan penjelasan Mark. Ia masih melanjutkan makannya.
"yaudah, kalo gitu, jangan terlalu dibawa stres. Gue bisa bantu dikit lah. Kalo mantau doang gue bisa. Kalo lu suruh sesuatu baru gue ga bisa. Eh gue ke toilet dulu"
"mau sama sekretaris gu-"
"ga! Gausah. Masih malu gue"
Jawab Donghyuck sambil pergi keluar ruangan. Mark terkekeh kecil mendengar perkataan Donghyuck.
Tiba-tiba ada email masuk di komputer kerjanya. Ia memberhentikan kegiatan makanannya untuk mengecek email itu.
Ternyata berasal dari salah satu perusahaan yang lain. Perusahaan itu memutuskan juga kontrak kerja sama dengan Namtae. Mark terkejut membaca penjelasannya.
Kami memutuskan kontrak karena kami mendengar bahwa perusahaan anda mencuri salah satu informasi yang perusahaan kami miliki. Kami tidak bisa melanjutkan kembali kerja sama yang sedang dilakukan sekarang karena kami merasa kecewa dengan tindakan anda. Sekali lagi terima kasih, dan maaf.
???
Apa-apaan ini?
Batinnya saat membaca email itu. Ia tidak merasa melakukan kecurangan bahkan hingga mencuri informasi dari perusahaan lain.
Ini benar-benar sudah kelewat batas! Pasti kerjaan salah satu karyawannya yang juga ada campur tangannya dengan perusahaan ini.
Matanya masih melekat pada layar komputer miliknya. Ia memberikan beberapa pesan pada sekretarisnya untuk mengecek kebenaran pada email itu.
Ketika Donghyuck masuk kembali, ia melihat Mark yang terpaku dengan komputernya.
"kenapa?"
"ada perusahaan lain mutusin kontrak kerja lagi"
"lagi?"
"iya. Kali ini alasannya karena gue ambil informasi perusahaan itu. Padahal gue ga ambil apa-apa. Bahkan gue jarang langsung turun tangan buat interaksi sama perusahaan ini"
Mark menggaruk kepalanya bingung. Donghyuck di sisi lain mengernyitkan dahinya.
"mark, sabar dulu. Jangan langsung meledak. Ambil jalan yang paling aman dan paling bener"
"tapi ini aneh aja. Ga mungkin dalam waktu sedekat ini semua tiba-tiba makin buruk"
"jangan sampe meledak Mark. Tahan. Daripada ayah lu tau soal ini"
Mark menghela nafasnya kasar. Lagi dan lagi ayahnya pasti terbawa dalam masalah ini.
Ia benci dengan ayahnya jika sudah begini. Dengan seenaknya ia pergi meninggalkan segala tanggung jawabnya. Ini yang disebut seorang ayah?
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you | markhyuck✔️
Fiksi PenggemarKetika dua orang bertemu dan saling menyelamatkan °semi-baku °mention of mental illness and suicide