20

1.6K 168 3
                                    

"mark"

Mark terdiam. Ia tidak mengulangi kalimat-kalimat tadi. Ia benar-benar diam. Matanya tertuju kepada Donghyuck.

"mark, hiks"

Donghyuck memeluk Mark. Ia berharap Mark bisa kembali seperti dulu lagi. Bukan yang seperti ini.

Semenjak 2 minggu yang lalu, Mark berubah banyak. Dan jujur, Donghyuck rindu dengan Mark yang lama. Ia rindu dengan Mark yang ceria.

Bukan seperti ini. Bahkan ini kelewat batas. Mark hampir bunuh diri. Sama seperti dirinya waktu malam itu.

Ia memeluk Mark dengan erat. Berharap lelaki itu bisa merasakan kehangatan yang Donghyuck miliki.

Tidak boleh ia merelakan Mark pergi. Tidak boleh ia berubah seperti ini. Tidak, pokoknya tidak.

Ia masih mau memiliki waktu bersama dengan Mark. Ia yang mengajarkan Donghyuck menjadi orang yang lebih baik. Ia yang memberikan Donghyuck perhatian dan afeksi.

Dan tiba-tiba Mark seperti ini? Ia jadi sangat merasa bersalah. Sepertinya ia terlalu memfokuskan masalah dirinya. Dan selama ini Mark yang lebih memperhatikan dirinya.

Dan Donghyuck memang memperhatikan Mark. Namun bukan secara kesehatan mentalnya. Tetapi hanya fisik. Ia lebih memperhatikan kesehatan fisik Mark. Bukan mentalnya.

"hiks"

Suara is akan Mark terdengar di telinganya. Lelaki itu membalas memeluk Donghyuck.

"mark, akhirnya"

Donghyuck bernafas lebih lega. Pelukan Mark mengerat. Dan isakannya juga semakin kencang.

"it's okay Mark. Gue ada disini"

Jawab Donghyuck sambil mengeluh-elus punggung lebar milik lelaki di depannya itu. Mark menangis sangat kencang. Bahkan bisa dibilang sebagai raungan sekarang.

Disela-sela tangisnya itu ia berkata seperti, aku gagal, aku mengecewakan, aku ga berguna, aku bodoh dan kalimat-kalimat lainnya.

Ia merasakan bajunya ditarik. Sepertinya Mark memang sangat jatuh sekarang.

"it's okay. Keluarin semuanya, I'll be there for you"
.
.

Sudah terhitung hampir setengah jam mereka bertahan dengan posisi berpelukan. Mark sekarang sudah tidak meraung-raung lagi. Hanya ada isakan kecil yang tersisa.

Bibi Kim juga sudah sejak tadi masuk kembali kedalam kamar lukis. Ia langsung memeluk kedua lelaki itu sambil menangis.

Hatinya hancur melihat keadaan Mark yang sangat jatuh ini. Ia tahu cepat atau lambat, Mark pasti akan kembali seperti ini. Namun ia tidak bisa banyak membantu.

Fisiknya sudah tidak sekuat dulu lagi. Dan sekarang setelah kedatangan Donghyuck, mungkin ia bisa mengandalkan Donghyuck membantu Mark. Begitu juga sebaliknya.

"mark"

Kata Donghyuck sambil melepaskan pelukan mereka. Jujur, badannya mati rasa karena mempertahankan posisi yang tadi. Namun ia akan mempertahankan posisinya jika itu membuat Mark lebih baik.

Mata Mark bengkak karena tangisan yang cukup lama itu. Ia menyeka air matanya sendiri.

"coba ceritain, lu tadi mau ngapain"

Tanya Donghyuck ketika ia mengira, Mark sudah kembali dari ketidak sasarannya dan dari kekalutannya.

Mark menunduk dan melihat balutan perban di pahanya. Pasti itu karena ia menyayat pahanya.

fix you | markhyuck✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang