"mark! Lu dimana?"
Donghyuck langsung berlari ketangga setelah ia sampai di rumah. Tidak ada jawaban dari lelaki itu.
Ia mengetuk pintu kamar Mark. Tidak ada jawaban juga.
"mark? Mark!"
Donghyuck mengetuk lebih kencang lagi berharap Mark akan mendengarnya. Karena tidak dapat tertahankan lagi, ia membuka pintu itu.
Tidak ada Mark didalam sana.
Donghyuck menoleh ke kanan dan kiri dengan bingung. Tadi pagi Mark tidak berangkat kerja. Atau mungkin ia berangkat kerja agak siang?
Kakinya berjalan keruang lukis. Firasatnya mengatakan bahwa Mark ada di dalam sana.
Namun nihil, di ruang lukis pun Mark tidak ada. Donghyuck mendekati jendela besar yang menghadap kearah taman. Barangkali ia melihat Mark sedang ada ditaman. Namun ternyata tetap tidak ada. Mark tidak ada dimanapun.
Donghyuck jadi lebih bingung lagi. Tidak mungkin Mark tiba-tiba kabur seperti ini. Bahkan pesan dan teleponnya tidak ada yang dibalas satupun. Biasanya ia akan teta membalas pesannya walau lewat beberapa lama.
Karena terlalu larut dalam pikirannya, ia tidak sengaja menabrak salah satu kanvas yang tergantung di dinding. Kanvas itu terjatuh dari tempatnya tergantung dan memperlihatkan sebuah undakan kecil yang ada di dinding.
Donghyuck mengambil kanvas itu dan meletakkannnya diatas meja terdekat. Ia berjalan mendekati undakan kecil tadi. Awalnya memang seperti undakan biasa. Namun ternyata undakan itu adalah sebuah tombol kecil yang disengaja memiliki warna yang sama dengan dinding.
Karena penasaran, ia menekan sedikit tombol itu dan membuat sedikit gerakan pada lemari yang ada disebelahnya. Ada buku yang menonjol keluar. Ia berjalan mendekati buku itu dan menarik buku itu.
Tiba-tiba, lantai tempat ia berpijak sekarang sedikit berguncang. Ia menoleh kebelakang dan melihat 3 keramik yang tergeser kesamping.
Ada sebuah jalan menuju kebawah. Tapi kemana?
Awalnya ia hanya melongokkan kepalanya kedalam. Ternyata jalan kebawah itu tidak gelap sama sekali. Menandakan ada orang yang sudah kesini.
Satu demi satu ia menuruni anak tangga itu. Dengan perasaan cemas ia berdoa supaya tidak ada orang jahat yang masuk kedalam sini.
Kakinya berjalan dengan hati-hati. Setelah ia turun, pandangannya langsung melihat sebuah monitor berukuran besar jika dibandingkan dengan monitor yang biasa ia temui. Ada kursi yang menghadap kearah monitor dan ada orang yang duduk dikursi itu.
"mark?"
Lirih Donghyuck. Kursi itu tidak bergerak sedikitpun. Dengan waspada ia mendekati kursi itu. Mau bagaimanapun, ia masih belum tau siapa yang duduk disana.
"mark? Loh?"
Dan ternyata memang benar orang yang duduk di kursi itu adalah Mark. Sebenarnya bukan dalam posisi duduk lagi. Namun tertidur. Sepertinya lelaki itu tertidur dibawah sini.
Ruangan itu bukan seperti ruangan bawah tanah yang biasa ditemukan. Ruangan itu sam persis dengan setiap ruangan yang ada diatas sana. Namun bedanya, di dalam ruangan ini ada 2 monitor besar, rak-rak buku, dan meja besar disalah satu sudut.
Tembok ruangan ini didominasi oleh warna abu-abu gelap. Walau begitu, pencahayaannya tidak dikurangi sama sekali. Jadi, tidak ada efek misterius yang terpancar dari ruangan ini.
Donghyuck mengguncang pelan tubuh Mark. "mark, bangun weh"
Lelaki itu mengerang sedikit dan mengangkat kepalanya yang tadi ada diatas meja. Tangannya mengusapkan matanya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you | markhyuck✔️
FanfictionKetika dua orang bertemu dan saling menyelamatkan °semi-baku °mention of mental illness and suicide