Infiltrasi

11.8K 1.4K 58
                                    

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri.
.
.

Gayatri berjalan cepat dan mengambil duduk di dekat tiang. Gadis itu diam sambil sesekali bermain gawai. Ia akan mendengarkan beberapa suguhan kali ini. Suguhan yang sangat menarik.

"Yang, kapan pertandingannya ada lagi? Masih di Jakarta kan?" Gayatri menyipit mendengar sapaan yang begitu menggelitik telinganya. Dirinya seketika muak. Benar, ia cerdik dengan memastikan terlebih dahulu.

"Kalau nggak ada permasalahan sih malah rencananya di Bekasi. Kenapa? Mau nonton lagi?"

"Kalau boleh sih yang. Soalnya kamu kan nggak boleh ini itu." Si perempuan nampak mencebik manja. Membuat Gayatri yang mendengar memutar bola matanya malas. Sakit hatinya ini kini tertutupi oleh rasa marah yang memuncak. Lantas gadis itu bangkit dan mendekati mereka.

"Well well!! Drama yang cantik. Terima kasih sudah menyuguhkan sebuah drama yang indah."
Tanpa basa-basi, Gayatri langsung menarik satu tempat duduk di meja tersebut. Tak memperdulikan dua manusia yang wajahnya berubah pucat pasi, persis kepergok maling.

Hah! Kapan dirinya bisa hidup dengan tenang dan damai?!

"Aya--

"Yah! Setidaknya gue ada alasan buat ini. Thanks ya udah mau buka aib sendiri tanpa gue minta pada kalian." Gayatri kehilangan kesabarannya. gadis itu menatap tajam dua orang manusia yang sudah lemas di tempat. Ternyata..

"Makan temen enak nggak Za? Puas nggak?" Bukan dengan nada membentak, tetapi gadis itu berbicara dengan nada santai seolah mengejek mereka berdua. Gayatri main cantik tentunya.

Faza terdiam. Gadis itu menunduk, tak berani menatap sahabatnya. Ia kepalang malu.

"Ya, aku bisa jel-"

Gayatri mengangkat tangannya. Tak sudi mendengar perkataan Fajar. Cukup ia melihat mereka berdua saling menyuapi. Lantas Gayatri tak salah bisa menyangka mereka ada affair. Mana ada sahabatan saling suap dengan mesra? Jangan lupakan kepala si perempuan yang menyender-nyender laki-laki tersebut dan panggilan sayang yang terdengar menjijikkan itu.

"Sekarang jelas ya? Kita sudah nggak ada hubungan. Dan buat Faza, pernah kan kalau gue cerita ke lo hal yang nggak bakal gue toleransi sampai kapanpun? Semoga lo ingat dan nggak pura-pura lupa."

"Terima kasih sudah menjadi sahabatgue. Sudah mau jadi tempat keluh kesah gue. Tapi mohon maaf, sekarang kita nggak ada apa-apa lagi. Hue akan egois dengan memutus segala sesuatu yang berhubungan dengan kita."

"Dan ya lo Fajar. Terima kasih sudah mau jadi pacar gadis pengecut ini. Semoga karir lo sukses dan selamat, lo berhasil mematahkan hati gadis yang pengecut ini."

Tanpa basa-basi lagi Gayatri bangkit dengan wajah datarnya. Tak memperdulikan lagi pangggilan Faza dan Fajar.

"Well! Pasangan serasi, Fajar Faza, ba*gke sial*n!" Umpat Gayatri pelan sambil mencari motornya di parkiran khusus motor.

Kemudian gadis itu mengambil motornya dan melajukan motornya keluar parkiran. Namun tiba-tiba ia di hadang oleh Fajar di dekat gerbang parkiran.

"Apa lagi? Jangan buat drama di sini. Malu." Ucap Gayatri tenang dan menatap laki-laki baji*gan itu dengan perasaan marah. Bagaimana bisa laki-laki itu punya muka dengan menghadang Gayatri? Mau membela diri?

"Gue nggak ada apa-apa sama Faza Ya. Kita cuma sebatas sahabat."

"Itu cuma sebatas makan biasa. Nggak lebih." Jelas Fajar. Selama Fajar menjelaskan, Gayatri diam mendengarkan baik-baik tapi gadis itu sudah tidak percaya lagi.

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang