Overthrust

10.7K 1.5K 139
                                    

Lipatan sesar sungkup atau Overthrust
Lipatan sesar sungkup merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang mendapatkan penekanan secara terus menerus.
.
.

Minggu ini Raksa sudah kembali berdinas setelah kemarin beristirahat di kediaman orang tuanya. Kurang lebih hampir 2 minggu Raksa cuti untuk memulihkan keadaannya. Laki-laki itu juga sudah bisa menggunakan tangan kirinya dengan normal kembali walaupun belum bisa mengangkat beban yang terlalu berat.

"Rak. Gimana kabar lo?" tanya Lettu Handoko ketika melihat laki-laki itu tengah berdiri di sisi lapangan. Lantas laki-laki itu agak menyingkir karena banyaknya ibu-ibu persit yang sedang melakukan kegiatan di sekitaran aula dekat lapangan tersebut.

"Alhamdulillah baik."

Lettu Handoko lantas menepuk lengan kiri Raksa yang seketika laki-laki itu meringis, "kebiasaan lo main tabok deh Han. Ini lengan gue yang kena tikam kemarin, shh." Rintihnya. Lantas Lettu Handoko hanya bisa tersenyum konyol menyadari sikap nyablaknya itu.

"Sorry suh. Gue nggak tahu kalau lengan kiri lo yang luka. Untung nggak gue tabok kenceng tadi."

"Lo tabok gue tendang, mau?" balas Raksa cepat. Lantas Lettu Handoko kembali menunjukkan cengirannya.

"Ampun ndan," lantas Lettu Handoko tergelak di tempatnya. Sedangkan Raksa hanya menatap malas teman seasuhnya itu.

Tiba-tiba Lettu Handoko menjawil Raksa yang sedang menatap sekitarnya. Para prajurit sedang bersiaga karena kedatangan ibu ketua persit KCK beserta jajaran pengurus pusat persit KCK. Kedatangan ibu ketua persit KCK ini berhubungan dengan peninjauan mengenai pemberdayaan persit di lingkungan TNI AD.

"Rak, bukannya itu putrinya Kasad ya?" tanya Lettu Handoko sambil menatap perempuan cantik yang sedang mempraktikkan pembuatan kerajinan tangan di aula Garuda yang terlihat dari lapangan.

Lalu Raksa mengalihkan atensinya ke titik yang di maksud oleh Lettu Handoko. Laki-laki itu menajamkan penglihatannya dan ternyata benar, itu adalah putri dari Kasad.

"Cantik juga Rak. Gue denger-dengar kayaknya Jendral Umar belum ada yang menikahkan anaknya ya?"

"Yang besar mau nikah." Saat Raksa santai. Jawaban Raksa langsung membuat Lettu Handoko agak kaget.

"Kok lo bisa tahu?"

"Bukan hanya tahu, gue kenal sama keluarganya Han. Dulu gue pernah satu asrama sama keluarganya beliau."

"Wah? beneran?"

"Kesempatan Rak. Si nona cantik itu juga kelihatannya cerdas dan menarik untuk menjadi ibu Persit lo." Lanjut Lettu Handoko. Sedangkan Raksa hanya menghembuskan nafasnya pelan.

"Apaan sih. Skip, bahas yang lain." Sahut Raksa malas. Ia kali ini agak malas membahas perihal perempuan.

Lettu Handoko menatap Raksa dengan alis sebelah kiri yang terangkat, "Jangan-jangan kalian ada sesuatu nih?"

Raksa lantas balik menatap Lettu Handoko dengan tatapan khasnya, "sesuatu apa? si nona yang kau bilang manis itu sahabat kembaran gue? udah puas kan?"

Lettu Handoko tertawa seraya menunjukkan giginya lebar. "Sensi kali kau Letnan! santai saja suh, gue cuma ada bercanda kok. Gue tahu lo nggak tertarik sama itu nona."

Raksa menghembuskan nafasnya panjang. Lalu pandangannya tertuju pada Shazia, perempuan cantik dan cerdas yang punya daya pikat tersendiri. Apalagi sekarang dirinya datang bersama sang mama dengan memakai dress batik yang begitu kontras dengan kulitnya yang putih. Hal itu juga membuat para prajurit bujangan melirik perempuan itu beberapa kali.

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang