Asymmetric Fold atau Lipatan miring adalah lipatan tegak yang memperoleh tekanan secara terus-menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu sisi. Lipatan miring terjadi ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka akan menghasilkan kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam.
.
."Anda cukup beristirahat selama beberapa hari. Vitaminnya jangan lupa diminum ya. Jangan lupa minum air putih yang cukup."
"Baik dok, terima kasih." Ucap Gayatri setelah dirinya menerima resep dokter untuk ditebus di apotek nantinya.
Setelah kejadian dini hari tadi, Gayatri dan Raksa dilarikan ke rumah sakit Jakarta dengan jalur cepat agar segera ditanggani. Luka lebam dan beberapa memar di tubuh gadis itu sudah dibersihkan dan kini Gayatri sudah berganti pakaian bersih. Namun, wajah pucatnya masih begitu kentara.
Gayatri kembali menghembuskan nafasnya panjang untuk kesekian kalinya. Pikirannya kusut, apalagi melihat Raksa yang tak sadarkan diri tadi. Tapi sungguh, sekarang badannya terasa sakit semua. Namun disisi lain ia juga ingin mengetahui kondisi Raksa tetapi ia juga sadar jika badannya butuh istirahat cukup sekarang.
Lalu tangannya mengambil benda berwarna hitam yang merupakan dompet milik Raksa. Beberapa barangnya sempat tercecer dan Gayatri kebetulan mengamankan semua. Gawai Raksa sudah di bawa oleh temannya sedangkan dompetnya kelupaan dan masih di bawa olehnya. Mungkin besok bisa di kembalikan kepada sang empunya.
Gayatri hanya memegang. Ia tak berani untuk sekedar membukanya. Padahal setiap operasi dirinya sering menemukan dompet dan akan menggeledah tanpa pikir panjang. Namun, berbeda kasus ketika dirinya mengamankan dompet Raksa. Rasanya tak pantas dan pantang baginya untuk membuka.
Tiba-tiba gawainya bergetar. Gayatri langsung mengambil gawai yang ia simpan di kantong celananya.
Nama Lesmana menjadi orang yang menelpon dirinya. Gayatri hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Langsung saja ia menolak panggilan abangnya itu. Tak memungkinkan dirinya untuk mengangkat di dalam situasi seperti ini. Namun, Gayatri segera menghubungi Lesmana lewat via whatsapp.
'Maaf Bang, Aya tolak. Kita chat via WA aja ya?' ketik Gayatri. Lalu netranya menatap jam pada gawainya. Sekarang baru menunjukkan pukul 4 subuh.
Suara notifikasi membuyarkan pandangan Gayatri yang menatap sekitaran ruang IGD rumah sakit. Dirinya masih berada di IGD dan duduk di brankar rumah sakit.
'Iya nggak apa-apa. Kamu kabarnya gimana? dari tadi malam abang WA kamu nggak kamu balas.'
Gayatri terdiam sejenak. Mungkin saja ia bisa membalas cepat dan mengatakan baik-baik saja. Tapi, apakah dirinya harus berbohong untuk sekian kalinya mengenai keadaan dirinya? haruskah ada kebohongan lagi setelah sebelumnya sudah banyak mengatakan kalimat dusta? rasanya Gayatri sekarang sudah seperti pembohong ulung yang terbiasa mengatakan kebohongan. Tetapi bukankah itu sudah menjadi bagian dari dirinya? tak mungkin ia mengatakan kebenarannya saat ini. Terlalu beresiko dan berbahaya.
'Alhamdulilah baik Bang. Maaf ya, Aya udah tolak panggilannya. Semoga abang juga baik-baik saja. Beberapa hari ini Aya sibuk dan jarang melihat WA. Bagaimana kabar Ayah Bang? semoga sehat ya. Maaf Aya juga belum bisa pulang ke rumah. Aya masih berusaha menata hati Aya yang kacau.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
General FictionHutan, senjata, spionase, dan kawannya adalah hal mutlak yang akan selalu melingkupi hidupku. Namun tidak semudah itu ketika duniamu menolak akan hal mutlak yang kau jalani itu. Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tempat, gel...