Topografi

13.4K 1.6K 48
                                    

to·po·gra·fi n 1 kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah2 pemetaan yang terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu3 keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah4 uraian tentang suatu bagian tubuh sampai ke segala hal ihwal anatominya
.
.

Awas garing, 2479 word 💥
.

Nadin merasakan tubuhnya yang remuk hancur. Matanya menyipit menatap cahaya senter yang begitu terang menghadap wajahnya langsung.

"Bangun nona!" Sebuah tepukan kasar mengenai pipi mulusnya yang kini sudah tak berbentuk lagi. Gadis itu langsung terbuka matanya lebar dan menatap tajam laki-laki keparat di depannya itu.

"Ternyata kau cantik juga." Selepas itu laki-laki itu berbalik arah. Memilih menggantungkan senter redupnya itu di dekat Nadin. Mereka sengaja tak menyalakan api unggun agar tidak menarik perhatian TNI maupun Polri.

Nadin berdecih. Lalu gadis itu melarikan atensinya menuju Raksa yang terikat di pohon yang tak jauh darinya. Laki-laki itu masih menutup matanya. Entah Raksa sedang tidur atau pingsan, dirinya tak tahu karena keadaan yang sama sulitnya.

Nadin menghela nafasnya. Hari telah berganti malam. Ia teringat ketika tanpa ampun mereka menyeret dirinya dan Raksa. Nadin hendak menarik pelatuknya, tetapi dengan cepat mereka menendang tangan Nadin dan pistolnya yang langsung terlontar jauh. Begitupun Raksa, laki-laki itu hendak menarik senjatanya tetapi sudah lebih cepat di rebut paksa dan Raksa seketika mendapat serangan berupa bogeman mentah di wajahnya.

Nadin masih ingat ketika dirinya dan Raksa di paksa berdiri dan di gelandang dengan paksa, menyeret bak hewan ternak. Beberapa kali Nadin tersengal dan hampir terjerembab akibat tersandung akar pohon besar yang berada di hutan. Demi apapun, kakinya lecet dan terluka karena perlakuan biadab itu.

Lantas Nadin yang sudah tak kuat lagi, terjerembab tak sadarkan diri. Jiwanya lelah dan sakit dengan keadaan seperti itu. Namun alam bawah sadarnya ingin agar dia tak menyerah tetapi ketidaksadaran lah yang pertama menjemputnya.

Nadin lalu terbangun dengan keadaan terikat. Hutan lebih lebat ketimbang ia terakhir kali membuka matanya tadi. Cahaya temaram membuat dirinya bisa melihat sekitarnya. Nadin masih belum terima dirinya menjadi korban sandera. Perlahan ia bergerak membuka ikatan tali yang mengikat kedua tangannya. Ikatan yang begitu kuat, membuat Nadin harus merasakan perih dan sakit di tangannya karena berusaha membuka dengan cepat, alhasil talinya menggesek kulit Nadin dengan mudah dan membuat semakin perih.

Nadin hanya bisa menghela nafasnya. Ia terus berguman dan berdoa supaya bala bantuan cepat datang. Nadin sudah lelah, badannya seperti di hantam godam palu yang begitu besar, fisiknya lelah, jiwanya penat. Yang sekarang Nadin butuhkan adalah, istirahat.

*****

Seorang laki-laki bertubuh tegap berjalan cepat ke markas Komando Strategi Angkatan Darat. Laki-laki itu bergegas menuju kantor setelah mendapat kabar jika salah satu prajurit kehilangan kontak di tanah borneo. Wajah tuanya tercetak jelas, namun tetap tegas dan tak menunjukkan ekspresi lain selain datar.

Beberapa anggota memberikan hormat ketika laki-laki itu berjalan masuk ke kantor. Dengan cepat dan seakan begitu hafal, laki-laki itu langsung menuju tempat khusus yang biasanya di gunakan untuk mengadakan rapat dan sejenisnya.
Belum sempat sampai di ruangan yang di maksud, laki-laki itu bertemu dengan salah satu petinggi di sana. Mereka saling memberi hormat satu sama lain.

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang