Distorsi
.
Distorsi peta merupakan konsekuensi dari proses mengubah bentuk tiga dimensi menjadi dua dimensi. Tak mungkin membuat peta yang tak memiliki distorsi. Sama halnya tak mungkin untuk membuat sebuah bola menjadi rata tanpa mengguntingnya.
.
.Nadin terbangun ketika dirinya merasa ada orang yang membopongnya. Gadis itu meronta ketika ia berada gendongan dan sedetik kemudian ia sudah kehilangan kesadarannya. Dengan teknik khusus, mereka bisa membuat orang pingsan dengan memukul bagian tubuh tertentu dengan sekali tekan.
Sedangkan Raksa menatap dua orang berpakaian sama dengan dirinya. Tetapi mereka sulit di kenali karena wajahnya yang penuh dengan coretan dan badan yang sudah di pasangi rerumputan untuk mengelabuhi musuh.
"Kenapa kau buat pingsan desuh?" Tanpa Raksa bertanya, ia sudah tahu jika mereka adalah temannya. Mereka sama-sama tim operasi Raksa.
"Makasih." Ucap Raksa ketika di sodori air minum. Lantas mereka bergerak cepat untuk meninggalkan tempat tersebut.
Raksa sudah lumayan membaik bagian perutnya. Hanya butuh beberapa hari maka akan kembali pulih. Tetapi sesampainya di markas Raksa langsung mengobati lukanya.
Mereka bergerak ke arah barat. Nadin masih setia di gendong oleh satu di antara mereka. Nampaknya mereka menuju markas rahasia yang berada di pedalaman hutan. Disana sudah ada beberapa anggota yang hendak berangkat untuk kembali mengarungi hutan. Beberapa mereka bahkan menyamar menjadi rakyat biasa yang pergi ke hutan untuk mencari kayu, dan beberapa mereka memanfaatkan lebatnya hutan untuk melakukan spionase.
Nadin lantas di letakkan di bagian dalam markas rahasia tersebut. Setelah itu, gadis itu di bangunkan kembali. Tak butuh waktu lama, Nadin kembali sadar.
Gadis itu langsung tersentak dan bangun dari alas tidur yang apa adanya itu. Matanya tajam dan nampak waspada.
"Siapa kalian?!" Tanya Nadin cepat dengan nada waspada.
Salah satu mereka mendekat. "Tenang nona, kami dari TNI. Kami menemukan nona dan Lettu Raksa di hutan. Disini lebih aman di bandingkan di tempat tadi."
Nadin terdiam. Lantas matanya menatap Raksa yang sibuk mempersiapkan senjata untuk kembali operasi. Laki-laki itu berlagak baik-baik saja setelah menjadi korban tawanan kemarin. Namun beruntung nyawa mereka masih berpihak kepada mereka.
Lalu Nadin mengucapkan Terima kasih kepada salah satu anggota yang menyodorkan ransum yang biasa mereka bawa ketika sudah operasi di dalam hutan maupun tempat lainnya. Lantas gadis itu memakannya dengan lahap karena sudah lapar.
Setelah makan, Nadin beranjak dari tempatnya. Gadis itu mendekat kearah Raksa yang duduk dan memakan makanannya.
"Are you okay?" Awalnya Nadin ragu untuk bertanya, tetapi ia memberanikan diri.
Raksa mendongak, mengangkat sebelah alisnya, "Maksud saya kemari yaitu anda baru saja di pukuli oleh mereka. Apa anda ba-
"Iam okay, thanks." Potong Raksa cepat tanpa peduli lagi. Laki-laki itu kembali meneruskan makannya dengan cepat karena hendak mengadakan lanjutan operasi di dalam hutan. Selama mereka belum menemukan dan membawa otak dari kerusuhan negara, mereka tak akan menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
General FictionHutan, senjata, spionase, dan kawannya adalah hal mutlak yang akan selalu melingkupi hidupku. Namun tidak semudah itu ketika duniamu menolak akan hal mutlak yang kau jalani itu. Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tempat, gel...