Lipatan rebah (overturned fold) adalah lipatan yang tertekan terus menerus sehingga mengakibatkan puncaknya melandai seperti rebahan. Terjadinya lipatan ini karena tekanan tenaga secara horizontal hanya berasal dari satu arah.
.
.Raksa menatap jaket parka berwarna hitam itu dengan seksama. Ia ingat ketika Gayatri melepas jaketnya dan mengenakannya kepada dirinya saat tertikam oleh senjata milik Mayor Ardhie. Raksa menimang apakah ia mengembalikan jaket itu sekarang atau nanti saja mengingat dirinya masih dalam proses penyembuhan.
Mengenai Mayor Ardhie, laki-laki itu sudah di pecat secara tidak hormat dari matra Angkatan Darat selepas tertangkap dan terbuktinya ia terlibat dalam kejahatan perdagangan senjata milik negara secara ilegal serta penyeludupan kayu ilegal yang di jual ke Jepang. Raksa bernafas lega tentunya. Akhirnya pelaku kejahatan itu tertangkap dan menjalani hukuman setimpal walau dirinya terluka.
Tiba-tiba sang mama datang dengan membawa dua cangkir teh hijau. Sekarang mereka berada di taman belakang yang memang di dominasi rumput jepang yang dirawat serta beberapa bunga mawar di pot. Selain itu, terdapat sepetak tanah yang khusus di tanami berbagai sayuran.
"Gimana? masih sakit le lenganmu?" tanya Kencana pada sang putra.
Raksa menggeleng, "udah nggak sih Mah. Cuma kadang agak nyeri ketika ganti perban aja." Kencana tersenyum, luka sang putra memang tidak terlalu banyak mendapatkan penanganan khusus. Lengan Raksa hanya mendapatkan beberapa jahitan dan harus di cek berkala untuk mengontrol luka jahitannya.
"Jaket siapa itu? jaketmu?" tanya Kencana. Pagi ini mereka duduk bersantai dan berbincang ringan dengan suasana pagi yang cerah.
Raksa menggeleng, "bukan, ini milik teman lebih tepatnya."
Kencana tersenyum singkat, "seorang perempuan?"
Raksa seketika langsung memandang sang mama dengan ekspresi agak terkejut. Pasalnya jaket itu lebih mirip jaket parka untuk laki-laki.
Kencana terkekeh pelan di tempatnya, "mama juga pernah muda le. Mama juga pernah punya jaket semacam itu dan belinya yang buat cowok. Tapi mengenai mama tahu itu punya perempuan, itu rahasia mama."
"Mulai lagi deh Mah." Sahut Raksa malas. Laki-laki itu menatap sang mama penuh tanya.
"Lupakan saja mama bisa tahu kenapa. Ini insting, nggak bisa dijelaskan, tapi bener kan kalau itu milik perempuan?"
Raksa terdiam, lalu Kencana kembali melanjutkan kalimatnya, "nggak mau cerita sama mama?"
Raksa langsung menatap sang mama yang selalu menampilkan wajah tenang dan meneduhkan. Lantas laki-laki itu terkekeh pelan dan menyeruput teh hijaunya, "belum ada Mah. Do'ain yang terbaik buat Raksa saja."
Kencana di tempatnya tentu hanya bisa tersenyum kalem, "mama selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anak mama, keluarga mama dan orang-orang terdekat mama. Tanpa Raksa minta pun mama selalu merestui setiap langkah Raksa menuju tujuan yang baik."
Raksa lantas menatap sang mama dengan senyuman penuh makna yang jarang sekali ia tampilkan kecuali kepada sang mama, adiknya, dan keluarganya, "terima kasih banyak Ma. Maaf Raksa belum bisa membuat bangga mama saat ini."
Kencana tersenyum dan mengusap pelan kepala putranya itu, "iya sama-sama. Nggak apa-apa, Raksa tetap menjadi kebanggaan mama sama ayah. Mama juga nggak nyangka kamu udah dewasa." Lalu perempuan itu tersenyum dan bangkit dari duduknya, "oh iya, nanti ada tante Laras datang ke sini. Ada Faiz juga loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
General FictionHutan, senjata, spionase, dan kawannya adalah hal mutlak yang akan selalu melingkupi hidupku. Namun tidak semudah itu ketika duniamu menolak akan hal mutlak yang kau jalani itu. Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tempat, gel...