Isoclinal Fold

10.9K 1.4K 70
                                    

Lipatan isoklinalIsoclinal fold mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan yang lainnya. Lipatan ini disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi secara berkelanjutan.
.
.

Suasana pagi yang biasanya sunyi kini mendadak sedikit heboh dengan kedatangan putra putri dari Kencana dan Damar. Kediaman Letnan Jendral Damar Ganendra Hirawan mendadak hidup setelah kedua anaknya berkumpul.

Kemarin Raksa baru saja keluar rumah sakit setelah di opname selama 3 hari. Laki-laki itu kini berada di kediaman orang tuanya selama cuti sakit ini. Sementara Hira masih stay di Jakarta karena ternyata Eling belum bisa menjemputnya kemarin sehingga kemungkinan dirinya pulang adalah esok hari.

"Mah, kemarin Bang Raksa di jenguk sama pacarnya loh." Ucap Hira tiba-tiba saat mereka masak. Sedangkan Raksa yang sedang meminum tehnya langsung tersedak dan menatap Hira dengan tatapan penuh tanya.

"Pacar? siapa?" pasalnya Kencana tak tahu menahu jika sang putra memiliki kekasih dan tiba-tiba putrinya mengatakan jika putranya itu mempunyai kekasih.

"Nggak usah di dengerin Mah. Hira ngaco." Sahut Raksa tenang di tempatnya. Laki-laki itu sudah paham dengan 'jahilnya' Hira yang terkadang membuat orang geleng-geleng kepala.

Sementara Kencana hanya menggelengkan kepalanya. Perempuan dewasa itu memilih menyelesaikan membuat sarapan. Pagi ini mereka ingin dibuatkan opor ayam.

"Tapi nggak apa-apa loh Bang. Manis gitu ceweknya. Kelihatannya cocok kalau sama abang." Sambung Hira kembali, sementara Raksa hanya memutar bola matanya malas.

"Ngomong-ngomong, beneran itu cuma temen Bang? padahal Hira berharap lebih." Sambung perempuan itu. Perempuan yang kini sedang mengandung 4 bulan itu bertambah cerewet dan rempong, begitu Raksa lihat. Oh iya, satu lagi, Hira bertambah menjengkelkan di mata Raksa karena suka membahas Gayatri semenjak gadis itu datang menjenguknya.

"Pertanyaan nggak penting." Jawab Raksa. Sementara Hira menatap kesal kembarannya itu.

"Kamu nggak nyidam nduk?" tanya Kencana kemudian. Hira yang sedang menyiapkan opor untuk dipindahkan ke mangkuk lantas menatap sang Mama.

"Nggak sih Ma. Palingan cuma tiba-tiba bangun malem terus nonton bola."

"Begadang?" Hira mengangguk, "nggak bisa tidur juga Mah. Jadinya Mas Eling yang nemenin Hira nonton bola juga ikut begadang. Tapi Hira juga kadang ketiduran." Seperti biasa, perempuan itu menunjukkan cengirannya.

"Jangan keseringan bangun nduk. Kamu juga masih kerja paginya, Eling juga." Ucap Kencana penuh nasihat. Hira mengangguk di tempatnya, "iya mah. Hira juga nggak mau begadang. Kadang aja ngerasa pengen bangun dan nonton bola walau akhirnya Hira ketiduran pas nonton bola."

"Untung Eling sabar orangnya. Coba kalau nggak." Timpal Raksa balik menjahili Hira.

Hira menatap kesal kembarannya, "untung Mas Eling nggak kayak abang."

"Iya nyonya Trishaka. Terserah nyonya saja." Sahut Raksa. Lantas laki-laki itu bangkit dari duduknya dan menuju teras rumah.

"Beneran Abangmu ada pacar?" tanya Kencana berbisik pada Hira. Sedangkan Hira menatap mamanya terkekeh. Tak biasanya mamanya ini ikut kepo.

"Nggak tau Mah. Tapi kemarin pas Hira nemenin abang, ada perempuan datang gitu. Kan selama ini Bang Raksa nggak pernah dekat sama perempuan. Tau sendiri lah Mah reinkarnasi ayah itu."

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang