28. Bermain 10 kata

294 33 0
                                    

Sebelumnya diharapkan vote dan commentnya ya teman teman, biar aku semangat terus bikin cerita ini.

Spam komentar yang banyak, aku suka baca baca komentar unik dari kalian, tenang aja yang komentarin aku balas satu satu kok 😊

Follow juga @ChalisaTuha

Pstt, jangan lupa baca note di bawah ya kalau udah selesai membaca 😊

Spam komentar di tiap paragraf 💬💬

28. Bermain 10 kata

Bismillahirahmanirohim, gak terasa ya.. tentang Kepenulisan udah sampai 28 part aja. Aku masih gak sadar akan hal ini, aku mengira masih 10 part saja. Dan ternyata sudah banyak.

Terima kasih atas dukungan dan support kalian selama ini, tanpa kalian cerita ini gak bakal sampai seramai sekarang. Dulu hanya bisa di hitung dengan tangan bukan? dan well sekarang tara.. udah ratusan loh. Wkwk

Tenang ga sombong kok, ada usaha dan doa. Pasti ada keberhasilan manis hehe

Cus langsung saja.

Vote dulu baru nanya 💬❤😉

Tips Menulis Fiksi: Bermain dengan 10 kata

Ada kalanya kita bingung harus memulai menulis dari mana. Tidak peduli penulis pemula atau penulis profesional yang bahkan telah melakukan kegiatan menulis secara rutin setiap hari. Bagi penulis fiksi, baik itu cerpen, puisi maupun novel, menemukan ide cerita belumlah cukup sebagai modal menulis. Kadangkala penulis fiksi sudah mendapatkan ide, plot dan siapa saja tokoh yang akan dia mainkan dalam tulisannya. Namun, kerap kali penulis bingung harus memulai dari mana. Dari awal, akhir, atau tengah-tengah. Mau menyuguhkan narasai dulu, dialog, konflik atau bahkan menempatkan penutup di awal cerita.

Kebuntuan semacam ini bisa jadi sangat mengganggu. Seorang penulis bisa diam di tempat, menatap layar komputer yang kosong, menggerakkan jemarinya yang sudah mulai gatal, tapi tak ada satu kata pun yang berhasil diketik. Bisa jadi ini ciri awal munculnya penyakit penulis yang bisa disebut writers block.

Beberapa penulis memang sering kali terjebak di kalimat pertama atau paragraf pertama. Kita kadang lupa, bahwa rumus menulis paling sederhana dan manjur adalah menulis apa saja sampai selesai. Kita juga kerap lupa bahwa ketika tulisan rampung di kalimat penutup, tulisan itu belumlah sempurna. Ada kerja berikutnya, editing atau penyuntingan. Semua penulis harusnya tahu itu, tapi kita memang kerap lupa dan terlalu terobsesi untuk menulis sempurna sedari awal.

Menulis sejatinya adalah mengumpukan kata-kata yang berlintasan di kepala. Menagkap mereka, lalu menyusunnya menjadi kalimat-kalimat yang kemudian secara alamiah akan menjadi paragraf-paragraf hingga menjadi tulisan yang utuh.

Jika kita menganalogikannya dengan sederhana seperti itu, maka sebenarnya tugas kita adalah mengumpulkan kata-kata tersebut, mengandangkannya, menjejerkannya menjadi kalimat.

Lisa ingin menawarkan sebuah cara. Anggap saja kita ingin membangun sebuah barisan kata-kata, tapi kata-kata yang ingin kita bariskan sedang berkeliaran semaunya dalam kepala. Mari kita mencoba menangkap dan mengandangkannya. Setelah tertangkap dan jinak, kita paksa mereka berjejer rapi menjadi kalimat yang utuh. Membentuk paragraf utuh, hingga rampung menjadi tulisan. Sebenarnya cara ini bisa dibilang sebuah permainan. Saya ingin mengajak pembaca sekalian bermain-main dengan sepuluh kata saja. Sepuluh kata ini akan kita jejer menjadi kalimat dan paragraf.

Contoh ya, kita mulai.

Apa yang kalian baca saat mengetahui pasar?

10 detik, satu detik satu jawaban.

Tulis di sini

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Jika sudah rangkailah kata itu menjadi satu kalimat sempurna, berpikirlah sendiri. Jangan mengikuti orang lain. 😅💬

Selamat menjawab, btw jawab kalimatnya di sini ya 💬

Vote dan spam komentar yang banyak, follow juga akun aku jangan lupa ❤😉😍

Selamat berpuasa ❤

Tentang KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang