9 | Lampu ijo?!

117 14 6
                                    

Cuaca di Minggu pagi kali ini sangat cerah, banyak orang yang pergi liburan untuk merehatkan pikiran atau hanya sekedar jalan-jalan mencari udara segar. Jalanan sudah pasti ramai seperti hari Minggu pada umumnya.

Seorang gadis sedari tadi memerhatikan jalanan yang seolah tidak pernah beristirahat dari pijakan kendaraan. Dari balik kaca cafe yang ia singgahi, ia bisa melihat bahwa sudah ada begitu banyak kendaraan yang melintas walaupun hari masih terbilang pagi.

Pikirannya kembali tertuju pada kejadian tempo hari saat ia pulang dari bolos sekolah.

Alya masih tidak percaya dengan apa yang sang ibu rencanakan untuk dirinya kedepan. Sedikitpun hal ini tidak pernah terpikir oleh Alya sebelumnya. Ia berharap ibunya sedang bercanda saat itu.

Tring

Suara pintu cafe yang dibuka membuyarkan lamunannya. Ia menoleh ke arah pintu dan senyum mengembang di wajahnya.

"Hai, Alya kan?" tanya orang yang ada di hadapan Alya sekarang.

Alya tersenyum dan mengangguk. "Iya, duduk sini aja Kak, gue lagi sendiri."

Alisha mengambil duduk berseberangan dengan Alya, jadi mereka berhadapan.

"Sendiri?" tanya Alisha.

Alya mendongak menatap Alisha, karena sebelumnya ia menyeruput kopinya.

"Iya. Kakak sendiri?"

"Enggak dong, gue udah punya gandengan." Alya mengernyit selama beberapa saat, sebelum tersenyum dan mengangguk-angguk karena mulai paham kemana arah pembicaraan Alisha.

"Hehe, tadi sebenernya janjian sama mas pacar, tapi dianya ada urusan tiba-tiba. Daripada pulang lagi, mending nongkrong dulu," jawab Alisha yang kali ini serius.

Alya mengangguk dan ber-oh ria.

Mereka berbincang-bincang cukup lama. Banyak hal yang mereka bincangkan, mulai dari gibahin Seano, Outfit Of The Day, sampai kucing betina yang biasanya sliwar-sliwer di perumahan.

Rumah Seano dan Alya satu perumahan bahkan bloknya sama, tapi nomornya beda. Alya Permai Indah Blok H 1, sedangkan Seano permai Indah Blok H 12. Jadinya Alya nyambung-nyambung saja saat Alisha membuka topik tentang kucing betina yang tak jarang mampir ke rumahnya untuk minta makan. Kasihan, lagi hamil tapi ditinggal sama jantannya.

"Wah udah lahiran?" Alya membulatkan mata tak percaya.

"Kasihan banget tau, lagi hamil malah ditinggal jantannya. Jantannya bener-bener akhlakless."

Alya manggut-manggut saja mendengar ocehan Alisha yang sepertinya gedeg dengan perangai kucing jantan yang suka ngilang kalau betinanya sedang berbadan dua.

Alisha dan Alya terbilang baru dua kali bertemu, tapi mereka sudah sangat akrab seperti teman lama. Mungkin karena mereka berdua sama-sama orang yang easy going dan tidak jaim. Obrolan merekapun juga nyambung, walaupun yang diobrolkan kadang tidak berfaedah, tapi gapapa yang penting nyambung.

"Lo nonton drakor pelakor itu gak, Al," tanya Alisha.

"Woah, nontonlah," jawab Alya bersemangat, pergibahan akan segera dimulai sepertinya.

Keduanya mulai menampakan raut wajah yang excited.

"Gue mau marah, tapi agak gimana gitu, abisnya pelakornya cantik banget," kata Alisha sambil memasukan donat rasa kacang ke mulutnya.

"Nah bener, gue mau misuh-misuh ke dia, tapi guenya kentang dianya bidadari. Sadar diri aja dah."

Alisha terkekeh karena yang Alya katakan barusan juga terjadi pada dirinya. Mereka menemukan kesamaan lagi pada diri mereka yaitu pecinta drakor. Maka tidak heran jika obrolan mereka benar-benar nyambung, selalu ada topik baru yang dibahas, entah itu dari Alya atau Alisha.

Seano Magara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang