15 | Oh, u are Yaya?

67 11 1
                                    

Semua manusia tidak akan pernah sama untuk selamanya
Suatu saat, pasti akan berubah
Entah berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk

- Alex Narendra Algibran -

•~•~•~•~•

Seano, Alta, Alex, dan Raffa berjalan beriringan menuju parkiran. Perjalanan mereka diselingi dengan obrolan ringan, tawa renyah yang mengundang mata, dan sesekali Alex si fakboi kelas kakap godain adek kelas, teman seangkatan, bahkan guru-guru muda yang berpapasan dengan mereka.

"WOE MBAK! KALAU LESBI JANGAN DISINI MON MAAP!" teriak Alta saat melihat Alya, Shifa, dan Lexa sedang cipika-cipiki sambil pelukan di tengah jalan.

"ANJIR! LESBI PANTAT LU ENEM!" balas Lexa tak mau kalah.

Alta dan Lexa itu seperti Tom & Jerry, Alta ibarat Tom dan Lexa ibarat Jerry.  Mereka selalu ribut dan gak pernah damai. Keributan mereka selalu berakhir dengan sahabat mereka yang pusing dengerin orang adu bacot sambil ngotot-ngotot.

"Gue ambilin pisau dulu biar tambah seru," kata Seano sambil bersedekap menatap keduanya, kesabarannya habis karena setiap hari disuguhi nama-nama binatang di ragunan.

"Herman gue sama kalian, kalau benci jangan terlalu, nanti kalau udah jatuh cinta bingung," ucap Alya menunjuk Alta dan Lexa bergantian.

Alta bergidik dan mengusap-usap tubuhnya seperti baru ketempelan najis, "dih, ogah banget gue naksir tu curut."

Lexa mendelik tidak terima, "heh! Gue juga ogah kali naksir kumplung krupuk kaya lo!"

Yang lain hanya menyimak sambil ngelus dada sabar. Sabar, sabar, orang sabar tidak akan ambyar.

Ditengah perdebatan Alta dan Lexa yang tidak ada ujungnya, Alex melipir ke parkiran lebih dulu. Tebak mau ngapain?

Ngapeli gebetan.

"Nunggu lama?" tanya Alex pada seorang cewek yang hanya terlihat punggungnya.

Cewek itu balik badan lalu tersenyum cerah ketika melihat keberadaan Alex, "enggak kok, Kak." katanya sambil geleng-geleng lucu.

Alex terkekeh dan mengusak rambut cewek itu singkat.

"Maaf ya aku gak bisa nganterin kamu hari ini," kata Alex dengan nada penuh penyesalan, tangannya bergerak merapikan poni si gadis yang sedikit berantakan akibat usakannya tadi.

"Iya, Kak, gapapa."

"Hati-hati pulangnya, kalau udah sampai rumah kabarin ya."

Cewek itu mengangguk sambil tersenyum makin lebar.

"Senyumnya jangan lebar-lebar, nanti banyak yang suka kamu. Senyum ini cuma punya aku, ya?" ucap Alex sambil menyentuh bibir si gadis dengan jemarinya.

"Aduh jijay hayati!!" teriak seseorang yang tiba-tiba kepalanya nongol dari balik tembok.

Adegan romantis antara Alex dan gadisnya rusak gara-gara teriakan Lexa.

"Lu nguping?" Alex sudah gelagapan sendiri karena malu pada kakak kembarnya itu.

"Iya adekku, dan gak cuma gue." tepat setelah Lexa menyelesaikan kalimatnya, satu persatu manusia laknat muncul dari balik tembok.

"Anj-" umpat Alex tertahan, jaim sedikit ada mbak gebetan, biasanya juga sekebun binatang keluar.

"Eh dek, jangan mau sama Alex, dia itu fucekboi gebetannya dimana-dimana," kompor Shifa sambil noel-noel lengan gebetannya Alex.

Seano Magara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang