24 | Bukan backstreet

36 9 0
                                    

"Cie... bentar lagi purna tugas nih ketos sama waketos."

Seano cs kini tengah berkumpul di kelas Alya, seperti biasa agenda mereka kali ini adalah membucin di pagi hari.

Soal kabar bahwa Alya dan Seano telah menjadi pasangan di antara mereka belum ada yang tahu. Keduanya juga sepertinya tidak berniat untuk memberi tahu sahabat-sahabatnya.

"Gak nyangka udah satu tahun," sambung Shifa yang akan segera melepas jabatan sebagai Wakil Ketua OSIS SMA Pelita.

Raffa manggut-manggut, dengan memandang lurus ke depan disertai senyum penuh wibawa, ia berkata. "Kurang tiga minggu lagi gue bakal menyerahkan mandat yang selama ini gue emban ke adik kelas"

Peristiwa ini tentu langka, jarang-jarang Raffa akan waras jika sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

"Alya masih galau hari ini?"

Seluruh atensi kini beralih pada Lexa yang menanyakan perihal kegamangan Alya. Seperti bensin yang disulut api, mereka kembali membahas tentang kegamangan Alya kemarin pagi. Mereka masih tetap mengira kalau penyebab dari kegamangan Alya adalah karena Alya jomblo dan sedang membutuhkan pacar. Padahal nyatanya sama sekali tidak.

Alya memutar bola mata jengah ketika sahabat-sahabatnya kembali menjodoh-jodohkan dirinya dengan Seano. Tidak tahu saja mereka jika ia dan Seano telah mengambil start lebih dulu.

"Udahlah, Al, sikat."

"Heeh, dia juga lagi jomblo, kan pas."

"Cocok kalian tuh."

Dalam hati, Seano menahan agar tidak tertawa. Ada perasaan senang tersendiri ketika sahabat-sahabatnya seolah sedang ia bodohi sekarang.

beruntung bel masuk berbunyi, jadi acara perjodohan harus disudahi. Mereka semua nampak kecewa, padahal baru belum ada lima menit mereka menggelar sesi take me out untuk Alya, bel masuk justru membubarkan segalanya.

"Yah, kok udah bel."

"Yaudah, yuk, balik."

Seano, Alta, Raffa, Alex, dan Yaya pergi berdiri dan berjalan meninggalkan kelas Alya. Sebelum itu, Seano telah menyelipkan secarik kertas ke dalam kotak pensil bergambar kupu-kupu milik Alya. Entah apa isinya, akan Alya buka nanti.

"Udah paling bener lo sama Seano, Alya."

Oh belum, acara jodoh-jodohannya dengan Seano belum selesai ternyata.

Shifa mengangguk antusias menyetujui ucapan Lexa. "Bener banget. Kan pas kalau lu sama Seano, gue sama Raffa, Lexa sama Alta, terus si fucek sama Yaya. Bener gak, Xa?"

"Heeh. Gitu-gitu Seano itu orangnya perhatian."

"Nah iya, gue kasih tau nih ya! Kalau Seano gak masang wajah lempeng di depan seseorang, dan bisa ketawa sampai pipinya bolong di depan seseorang, itu berarti orang itu orang yang Seano anggap berharga seperti keluarganya," Jelas Shifa menggebu-gebu, sampai pakai acara gebrak meja segala lagi.

Brak!

Kini ganti Lexa yang menggebrak meja. "Seano tuh penyayang banget asli! Dulu waktu Alex jatuh dari motor, setiaaaap hari, Seano datang ke rumah sakit. Terus setahu gue juga, waktu Alta bikin onar dan akhirnya digebuki preman pasar, Seano yang waktu itu lagi ada acara, rela pergi karena Alta nelpon minta bantuan. Kurang apa coba dia??"

"Cuma sayangnya aja luarannya gitu, lempengnyaaa naudzubillah!"

"Tapi justru itu daya tariknya."

"Iya, Al—"

Setelah itu Alya tidak lagi peduli dengan apa yang Shifa dan Lexa katakan. Satu hal yang kini ia sadari, dia tidak salah membukakan pintu untuk Seano. Alya sudah tahu tentang Seano dan sikap perhatiannya itu, lalu setelah mendengar banyak hal barusan, telah cukup membuat Alya yakin bahwa Seano adalah orang yang penuh kehangatan.

Seano Magara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang