16 | Tragedi menyakitkan

60 10 0
                                    

Ay ay ay i'm your little butterfly~
Ay ay ay i'm your little butterfly~

Terdengar suara dering ponsel beradu dengan keheningan kamar seorang gadis yang masih terlelap di bawah selimutnya.

Ay ay ay i'm your little butterfly~
Ay ay ay i'm your little butterfly~

Si pemilik ponsel masih enggan untuk membuka mata walaupun ponselnya terus berbunyi daritadi.

Ay ay ay i'm your little butterfly~
Ay ay ay i'm your little butterfly~

Akhirnya setelah menulikan telinga untuk beberapa saat, Alya bangun dengan terpaksa dan meraba nakas untuk mencari ponselnya yang terus berbunyi. Sekilas ia melirik pada jam dinding yang tergantung di atas pintu.

Jam 05.05.

Entah siapa manusia yang menelponnya pagi-pagi buta begini.

Tanpa melihat nama si penelpon, Alya langsung menggeser tombol hijau yang terpampang di layar ponselnya. Telinganya terganggu karena daritadi ponselnya tidak mau diam.

"Hmm... Kenapa?" tanya Alya dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

"Baru bangun?"

Alya mengernyit kala mendengar suara orang di seberang sana, reflek ia melihat layar ponselnya dan... BINGO!!

Nama Seano Magara terpampang di atas waktu panggilan yang terus berjalan.

"Al? Alya? Ranalya...?"

"E-eh? Lah, ngapain lu nelpon pagi-pagi gini?" tanya Alya setelah sadar bahwa Seano yang menelponnya.

"Gue di depan."

"Ah! Bercanda lo gak lucu, Seano!"

"Gak percayaan banget, sih."

"Yaudah, iya, bentar gue bukain."

pip

Dengan mata yang masih berat dan rambut acak-acakan Alya bangun guna membukakan pagar untuk Seano yang katanya ada di depan rumahnya.

Yang benar saja, Seano sudah berdiri di depan pagar dengan seragam sekolah lengkap dan sebuah rantang di tangan kanannya.

"Lu ngapain pagi-pagi udah nyasar ke rumah gue?" tanya Alya heran. Dirinya saja masih menggunakan baby doll hello kitty warna pink, sedangkan Seano sudah berseragam rapi.

"Diusir sama Mama," jawab Seano santai.

"Serius lu?"

"Nggak, bohong."

"Yee, si blegug!"

"Suruh masuk dulu, kek," sindir Seano pada Alya yang daritadi nyerocos gak berhenti-berhenti.

"Iye, iye, buru masuk! Dingin nih disini!" Alya mempersilahkan Seano masuk jauh dari kata lembut.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah Alya yang beraroma sama seperti rumah Seano, hingga membuat Seano merasa masuk ke rumahnya sendiri.

Seano terus mengekor pada Alya bahkan sampai Alya masuk dapur untuk minum air putih. "Duduk sana, Seano! Ngapain malah ngintilin gue?!" usir Alya pada Seano yang ikut masuk dapur sambil membawa rantang.

Seano balik badan bermaksud untuk pergi dari dapur, tapi Alya menghentikannya, "eh, bentar-bentar, itu rantang apaan?" tanya Alya penasaran dengan isi rantang yang dibawa Seano.

Seano balik badan lalu mengangkat rantang di tangannya. "Mama bikin bubur ayam, dan ini buat gue sama lo sarapan."

"Jadi intinya...? Ini rantang isi bubur ayam?" tanya Alya memperjelas.

Seano Magara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang