10 | Kenapa?

94 13 1
                                    

Bukan Alya namanya jika tidak mengantuk di kelas. Sejak istirahat pertama usai, Alya terserang kantuk yang luar biasa. Ditambah lagi dengan pelajaran hari ini adalah sejarah. Daritadi Bu Afifah selaku guru sejarah terus berbicara menjelaskan materi, tapi tidak ada satu katapun yang masuk ke otak Alya, semua menguap hilang begitu saja.

Saat matanya sudah hampir terpejam, samar-samar ia mendengar jika Bu Afifah pamit meninggalkan kelas untuk suatu urusan tapi beliau tetap meninggalkan tugas. Hampir seluruh penghuni kelas menghela napas lega karena memang daritadi sudah bosan dengan penjelasan Bu Afifah yang seolah tidak ada ujungnya.

"Bu, kalau sudah selesai boleh istirahat?" tanya salah satu teman sekelas Alya, ia tidak tahu itu siapa karena matanya masih tertutup.

Bu Afifah tidak langsung menjawab pertanyaan dari salah satu muridnya itu, beliau terlihat berpikir selama beberapa detik. Setelah sepuluh detik berlalu, "ya, yang sudah selesai boleh istirahat. silakan."

Setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Bu Afifah, mata Alya terbuka lebar. Jarang ada guru yang mengiyakan permintaan seperti itu, apalagi istirahat masih satu setengah jam lagi. Dengan asal ia langsung mengerjakan tugas dari Bu Afifah, bodoamat dengan nilainya yang penting ia bisa segera tidur dengan tenang.

Shifa yang ada di samping Alya melirik sekilas, merasa heran kenapa temannya ini tiba-tiba rajin, biasanya Shifa yang harus turun tangan membantu Alya mengerjakan semua tugasnya.

"Tumben, kesambet?" tanya Shifa langsung ke poin. Matanya masih menatap Alya yang tengah serius menulis kata demi kata sebagai jawaban.

"Ngantuk, mau tidur," jawab Alya tanpa mengalihkan pandangan dari tugas yang ada di depannya.

Shifa mengangguk paham.

Hanya berselang sepuluh menit setelah percakapan singkat itu, Alya sudah merampungkan tugas dari Bu Afifah. Alya merenggangkan tubuhnya sebentar sebelum mencari posisi yang nyaman untuk mengantarkannya ke alam mimpi.

"Shif, lihat punyanya Alya dong." Lexa  ingin melihat pekerjaan Alya karena ia sedikit merasa kesulitan. Istilah sederhananya nyontek.

"Hah?" itu yang pertama keluar dari mulut Lexa saat melihat jawaban Alya.

"Kenapa?" tanya Shifa sedikit penasaran.

"Ngaco banget ini anak, ya masa presiden Soekarno mengakhiri kekuasaan dan menyerahkan kepada Letjen Soeharto pada tanggal 1 Agustus 2002, itu kan tanggal lahirnya Alya. gimana sih?"

Shifa tertawa sambil geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. "Alya tadi bilangnya ngantuk, makanya cepet-cepet ngerjain biar selesai. Terus tuh, udah tewas anaknya." Shifa menunjuk Alya yang pulas tertidur dengan wajah menghadap tembok.

"Ceileh, tai, pinjem punya lo." Akhirnya Lexa mengembalikan tugas Alya kepada pemiliknya yang sedang terlelap, ia memilih menyalin punya Shifa yang lebih terjamin mutunya.

Masih ada sisa waktu sekitar empatpuluh menit sebelum bel istirahat kedua berbunyi. Jadi mereka punya tambahan waktu istirahat empatpuluh menit.

Alya sudah sadarkan diri dari tidur siangnya. Matanya sudah tidak mengantuk sama sekali.

"Gak mau keluar?" Lexa yang duduk di depan Alya dan Shifa membalikan badan menghadap mereka berdua.

"Kuy kita schooltour," kata Shifa.

"Kantin tour juga boleh," tambah Alya.

"Kamar mandi tour dulu, gue kebelet."  Akhirnya mereka melakukan kamar mandi tour terlebih dahulu karena kasihan pada Lexa yang daritadi merapatkan kakinya menahan pipis.

Seano Magara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang