Part 33

1K 32 12
                                    

Sebelum lanjut baca, klik bintang pojok kiri trus tulis komen deh :)

Typo bertebaran...

Rasa nyaman yang  gak bisa bertahan itu cuma jebakan!

Ardhi Adhitama Wijaya💕

-------------------

"Sial"

Revan hanya bisa mengumpat kala melihat fania memasuki taxi kemudian melesat pergi. Hendak saja ia mengejarnya tapi sosok cewek muncul dihadapannya.

“Kak revan maaf ya, gara-gara aku kalian jadi berantem” ucapnya dengan nada menyesal

“Bukan salah lo, dia Cuma salah paham aja” bagaimanapun revan tidak mungkin menyalahkan Lauren atas kejadian ini

“Yaudah gue duluan” baru saja melangkah, langkah revan kembali terhenti ketika lauren memegang pergelangan tangannya

“Luka di dahi kakak memar, aku obati dulu” tanpa persetujuan revan, lauren langsung menarik tangan revan ke UKS. Revan yang udah pusing efek terbentur dan memikirkan fania hanya ngikut aja

‘Jadi gini kelakuan lo’ ucap seseorang memperhatikan interaksi keduanya

***

Fania memasuki club disalah satu kota Jakarta dengan langkah gontai. Ia ingin menenangkan pikirannya yang akhir akhir ini kacau, hmm rasanya alkohol menjadi pelarian fania kali ini.

Memasuki area club dengan percahayaan minim, fania disambut dengan aroma alkohol yang menyeruak didalam hidung. Fania tak heran ketika melihat banyaknya pengunjung walaupun ini masih siang bolong. Fania langsung duduk didepan meja bar

“Biasa” pinta fania pada bartander langganannya – Joy

“Wine right?” fania hanya mengangguk saja, tak lama segelas wine tersaji dihadapannya

Dengan sekali tegukan segelas wine itu sudah habis. Joy menuangkan lagi minuman haram itu kegelas fania dan langsung ia teguk sampai habis

“Ada apaan nih tumbenan datang kesisni?” tanya Joy yang notabennya sudah lama mengenal fania

Fania hanya diam tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Joy. Emang sih fania sudah lama sekali tidak pergi ke club lagi, kecuali pikirannya kacau seperti saat ini

Melihat fania yang hanya terdiam sambil memegang kepalanya, joy kembali bersuara “lagi patah hati bos?”

“taulah pusing kepala gue Joy” terhitung sudah lima gelas wine yang fania habiskan membuat kepalanya terasa berputar

“Udah cukup, lo udah banyak minum” cegah seseorang ketika fania menyodorkan gelasnya ke Joy. Fania menoleh ketika sosok cowok disampingnya memandanginya tajam

“Apaan sih lo, suka suka gue” bantah fania, euhh rasanya kepala fania ingin pecah saking pusingnya. Kepala fania berdenyut, pandangannya sedikit mengabur sebelum limbung dan ditangkap cowok tadi

“Kita pulang”

***

Revan terdiam ketika Lauren sibuk mengobati luka di dahinya dengan serius. Secara terang terangan Revan memperhatikan wajah lauren yang begitu dekat dengannya, mungkin kalau ada yang melihat dikira mereka beciuman karena memang sedekat itu jaraknya.

Cantik

Itu pikir revan saat memandangi lauren, bulu matanya yang lentik, bibir mungkil dan hidung agak mancung

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang