Oke buat Part ini sebagian besar flash back ya....
Buat kalian yang binggung di part sebelumnya, jadi penjelasannya di part ini ya...
kalau masih gak paham, paham-pahamin ajalah ya hehe
----------------------
Flashback enam tahun lalu....
Gadis itu tersenyum mengamati hamparan awan putih dari balik jendela pesawat. Tangannya terulur, menyentuh kaca jendela dengan pelan.
"Perhatian untuk seluruh penumpang diharap untuk tetap tenang dan tetap memasang sabuk pengaman."
Tepat setelah pemberitahuan itu diberikan, kondisi pesawat mulai gaduh saat guncangan keras terasa. Bahkan, kondisi pesawat sempat hilang kendali, seolah memutar diudara tanpa arah.
Gadis itu mendecak, melepas sabuk pengaman ditubuhnya. Mengambil tas kecil dari bagasi atas. "Gue udah duga ini semua." ucapnya, berlari kearah kemudi depan.
"mrs. fania diharap kembali ketempat duduk" cegah pramugari.
Fania tak menggubrisnya, langsung masuk kedalam ruangan. Fania berdecak pinggang, menatap pilot yang sedang mengemudikan pesawat dengan tajam.
Pantas saja, sebelum berangkat perasaan Fania aneh, tidak seperti biasanya. terlebih lagi, saat perjalanan ke bandara tidak ada orang yang menguntitnya. Ternyata ini alasannya.
"Lo mau nyingkir apa gue singkirin?"
"maaf, anda harus keluar dari sini. jangan mengganggu kosentrasi pilot yang bertugas" lagi-lagi Fania tak menggubris ucapan para pramugari yang mencegahnya.
"Halah tai! lo dibayar berapa buat ginian hah?" tanya Fania tidak santai.
"jaga bicara kamu! saya sedang berusaha mengendalikan pesawat" jawab sang pilot.
"Gue tahu, incaran lo itu gue! Jadi gue minta lo minggir sebelum nih pesawat jatuh!" ucap fania, menarik pilot itu agar menyingkir.
"Kalian, keluarkan ini perempuan gila dari sini" pilot itu berteriak, menyuruh awak kabin lain membawa Fania menjauh.
Tubuh fania diseret paksa oleh beberapa pramugara untuk kembali ketempat semula. fania awalnya mau memberontak, tapi ia urungkan niatnya.
"Oke kalau kalian pilih mati ditangan pilot gadungan itu" jawab fania, melepas cekalan dikedua lengannya.
Padahal niat fania baik, ingin mengambil alih kemudi pesawat supaya bisa stabil. Tapi malah ia diusir. Fania agak sedih melihat banyaknya orang yang sedang menangis dalam doanya, meminta perlindungan dari Tuhan.
"Alah masa bodo!" Fania langsung berlari, kembali masuk kedalam ruang kemudi. menutup pintunya dengan kasar, lalu menguncinya dari dalam.
"Minggir badebah!" fania menodongkan pistol ke kepala pilot yang sedang menatapnya ketakutan. Jangan tanya kenapa Fania bisa lolos pemeriksaan saat dibandara, karena bagi fania, tidak ada yang mustahil.
"jangan macam-macam kamu! saya bisa laporin polisi kamu"
Dia gak tahu aja, siapa fania sebenarnya. Jangankan polisi, kepala negara saja bisa tunduk ke Fania.
"lo ngancem gue? mau tahu gak gue siapa?" tanya fania, manarik satu pelatuk pistonya, "kenalin deh, gue Fania. Ketua DA!" ucapnya yang membuat sang pilot melotot.
"a-appa?"
Dorr
Setelahnya, fania langsung mengambil alih kemudi. Oke, jangan ragukan kemampuan fania dalam masalah seperti ini. Dengan cekatan, Fania bisa mengembalikan ke stabilan pesawat yang sempat hilang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] MBGF [End]
Fiksi RemajaJudul : My Bad GirlFriend [PART BELUM PERNAH DI REVISI] Sebuah kisah perjalanan hidup dari seorang Dilfania Anastasya, seorang Bad girl yang merangkap menjadi ketua DA mafia ternama dunia. Cerita hidup Fania tak seindah kelihatannya. Banyak masalah...