Part 3

3K 81 2
                                    


Kau hati yang kuinginkan doa yang tak henti ku panjatkan

Revandho Widi Angkasa💕

--------------------

Bel masuk sudah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu, tapi seorang pemuda tengah duduk di sofa yang berada di rooftop sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wayah tanpannya.

Pemuda itu lantas membuka matanya secara perlahan saat mengingat kejadian beberapa tahun silam yang membuat hudupnya tak tenang sampai sekarang. Hampir 9 tahun lebih ia berusaha untuk mencari gadisnya namun keberuntungan belum berpihak kepadanya.

Pemuda tersebut tersenyum saat melihat wajah cantik gadis yang ia tabrak di kantin tadi. Entah mengapa rasanya ada yang aneh pada dirinya saat menatap wajah cantik gadis tersebut seperti tengah bertatap muka dengan gadis kecilnya.

Revan menggelengkan kepalanya berusaha untuk menghilangkan pikirannya terhadap gadis yang ia jumpai beberapa waktu lalu. Ia teringat dengan gadisnya yang sangat ia cintai sampai detik ini. Pemuda tersebut sudah berusaha untuk melupakan gadis itu namun ia tak mampu karena cuma dia satu-satunya gadis yang bisa meluluhkan hatinya.

"Arghh" geram Revan sambil mengacak acak rambutnya frustrasi

"Kamu kemana sih, aku nyari kamu tapi kenapa tuhan harus misahkan kita? Apa mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama? Tapi aku yakin bahwa kita akan berjodoh suatu hari nanti" lirih Revan sambil mengadahkan kepalanya menatap gumpalan awan yang nampak cerah

"Aku rindu kamu, aku sayang kamu Ifa, selamanya" gunam Revan lirih

Tanpa Revan sadari ada seorang yang tengah memperhatikan gerak geriknya dan mendengar ucapannya dari arah pintu rooftop.

***

Kelas XI IPA 1 saat ini sedang kacau karena guru belum masuk ke kelas yang menyebabkan kelas mendadak menjadi pasar anyar. Anak laki-laki ada yang nyanyi-nyanyi di depan kelas sambil memegang sapu yang dijadikan sebagai gitar, ada yang sibuk bermain game di hpnya, ada yang gosip, cekrek sana cekrek sini, baca buku dan tidur.

Fania yang jengah melihat tingkah teman-teman sekelasnya bergegas melangkahkan kakinya keluar kelas untuk mencari suasana baru. Meskipun saat ini masih jam pelajaran Fania tak peduli dan tetap melangkah menuju suatu tempat yang sangat ia ketahui walaupun ia tak pernah kemari sebelumnya, Fania tau semuanya tentang sekolah ini karena dialah yang menggambar desain sekolah ini waktu ia masih kecil bersama abangya.

Langkahnya terhenti saat melihat cowok yang tengah duduk membelakanginya sambil mengacak acak rambutnya. Fania berjalan mendekat kearah cowok yang ia yakini adalah cowok nyebelin yang ia temui di kantin tadi. Fania berdiri di belakang cowok tersebut dan mendengar keluh kesahnya

"Kamu kemana sih, aku nyari kamu tapi kenapa tuhan harus misahkan kita? Apa mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama? Tapi aku yakin bahwa kita akan berjodoh suatu hari nanti" ujar cowok tersebut lirih dengan menengadahkan kepala keatas

"Aku rindu kamu, aku sayang kamu Ifa, selamanya" ucap Revan lirih yang masih bisa didengar oleh Fania

Degg.... Nama itu

"Siapa sih Ifa itu sampek tuh cowok segitunya banget sama dia?" batin Fania dan pergi meninggalkan rooftop menuju taman belakang sekokah

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi semua siswa behamburan keluar untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 14.30 dan cuaca yang tidak mendukung membuat semua siswa harus segera pulang jika tidak ingin terjebak hujan.

Fania berlari menuju ke arah mobilnya sebelum hujan turun untuk mengguyur bumi. Benar saja, setelah masuk ke dalam mobil hujan turun dengan deras. Fania segera menyalakan mesin mobilnya dan segera pulang.

Tak butuh waktu lama, sekitar 30 menit Fania sudah tiba di mansion besar milik keluarga Sander yang memiliki 3 lantai tersebut dan memarkirkan mobil sport miliknya di dalam bagasi bersampingan dengan mobil sport hitam milik abangnya dan ferari putih mengkilap milik papinya. Fania segera turun dan masuk kedalam mansion miliknya.

"ASSALAMUALAIKUM ASYA YANG CANTIK PULANG " teriak Fania dengan suara yang lantang membuat seisi rumah harus menutup kupingnya jika tak ingin gendang telinganya pecah saat itu juga

"BERISIK LO, BUDEG KUPING GUE DENGER TERIAKAN LO" teriak Reren dari arah ruang keluarga

Jordy dan Rino yang mendengar teriakan dua wanita tersebut hanya bisa menutup kuping mereka rapat-rapat

"Ish, mami juga teriak kali" sinis Fania dan langsung mencium pipi mami, papi dan abangnya

"Asya ke kamar dulu yah, jangan kangen loh" pamit Fania dan langsung berlari menuju ke kamarnya yang berada dilantai 2

"NGAREP" teriak mereka semua serempak

Fania yang mendengar teriakan mereka hanya bisa cengengesan dan berjalan menuju kamar mandi, tak butuh waktu lama Fania keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai dan bergegas naik ke atas ranjang king size miliknya dan tidur karena terlalu lelah ditambah cuaca yang mendukung.

***

Revan mengendarai mobil sport nya membelah jalanan kota Jakarta dengan kecepatan tinggi. Ia ingin segera sampai dirumah dan istirahat karena hari ini begitu melelahkan. Waktu sudah menunjukkan pukuk 19.15 memang tadi Revan tidak langsung pulang kerumah melainkan nongkrong di cafe bersama Ardhi dan Ardho, jika kalian tanya kemana Rino jawabannya adalah pulang duluan katanya disuruh mamanya.

Sampai di sebuah mansion megah milik keluarganya Revan segera turun dari mobil dan masuk kedalam mansion tersebut. Di ruang keluarga sudah ada mama dan papanya yang tengah menonton tv. Revan segera berlari kearah kedua orangtua.

"YUHUUU REVAN GANTENG PULANG DENGAN KEADAAN SEHAT SENTOSA MENGHANTARKAN RAKYAT INDONESIA KEDEPAN PINTU GERBANG KEMERDEKA hmpt hmpt" teriakan Revan terhenti saat mulutnya sudah dibungkam oleh tangan milik Derry papanya

"Berisik lo, pulang bukannya salam malah teriak gak jelas. Ini rumah bukan hutan kingkong" geram Derry yang sangat kesal dengan anak semata wayangnya itu sambil melepas tangannya dari mulut anaknya, yang dimarahi hanya bisa cengengesan gak jelas

"Anak siapa sih lo itu? perasaan dulu gue gak ngidam aneh aneh deh waktu hamil lo" sahut Tari mama Revan

"Ya mana Revan tahu, mungkin dulu waktu bikin Revan mama sama papa gak pakek bismillah atau gak gaya kalian yang kurang pas" ujar Revan yang tengah duduk di sofa samping mama dan papanya sambil memasang wajah sok polosnya

"Aduh pusing pala gue punya anak kayak lo" ujar Tari sambil memijit pelipisnya yang terasa sakit

"Duh kayaknya ada benarnya ma kata Revan, dulu papa lupa baca bismillah waktu nyosor mama" ucap Derry sambil tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Haduhh pantesan jadinya kayak gitu" kesel Tari sambil menonyor kepala suaminya dengan tangan

"Yaudah yuk bikin lagi" ucap Derry sambil menggandeng tangan istrinya menuju kamarnya yang terletak di samping ruang keluarga

"PA JANGAN LUPA BACA BISMILLAH DULU SEBELUM DIMULAI MAINNYA" teriak Revan dari ruang keluarga yang melihat kudua orangtuanya masuk kedalam kamar

"SIAP VAN" balas Derry dengan setengah teriak dari dalam kamar

"INGET PA AKU GAK MAU PUNYA ADEK!" teriak Revan dan berlari ke kamarnya yang berada di lantai dua

Revan segera menuju kamar mandi untuk menghilangkan penat dan keringat yang sudah lengket ditubuhnya. Tak butuh waktu lama Revan sudah keluar dengan kaos hitam dan celana jeans selutut dan berjalan ke arah ranjang untuk tidur.

*****

V

ote dan komen jangan lupa :)

Next!

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang