Part 46.2

536 20 20
                                    

Akhirnya gue udate tepat waktu dong wkwk

Pokoknya Part ini kudu rame. Gak mau tahu! Maunya tempe :/

Voment jangan lupa!

Typo bertebaran!

-----------------


"Lepasin sialan!"

"Lepas! Lo mau bawa gue kemana"

Gadis itu terus berteriak saat tubuhnya diseret dengan paksa untuk masuk kedalam mobil. Mau mencoba membrontak seperti apapun percuma karena kedua tangannya kini diikat dan mulutnya disumpal kain.

"Nah gini diem kan cantik" kekeh pria yang berada disampingnya.

"hmm hmm" gadis itu mengerang, matanya menatap tajam pria disampingnya

"Apa mau bilang apa cantik?"

Laki laki yang berada dikursi kemudi melirik sekilas dari kaca sprion mobil, sudut bibirnya tertarik sedikit. "Selamat datang diujung kematian" ucapnya menyeramkan.

***

"REVAN DENGERIN PAPA" Dery berteriak mengejar anaknya yang sudah berlalu dengan motor besarnya

Dery mengacak rambutnya, terlalu frustasi dengan semua kejadian ini. Tadi setelah mendengar semua kebenaran tentang siapa pembunuh kakeknya, Revan langsung berlalu pergi. Tari masih menenangkan mertuanya yang masih belum berhenti menangis.

Hari menjelang petang, dan Revan berlalu tanpa pamit dalam kondisi emosi.

Dengan kecepatan penuh, motor yang Revan kendarai melesat ditengah padatnya jalanan kota Jakarta. Revan tak perduli kemana ia akan pergi, yang tepenting sekarang ia ingin menenangkan pikiran dan hatinya. Semuanya terlalu mendadak untuknya.

Pada akhrinya pilihan Revan adalah sebuah club. Revan tidak munafik, setiap ada masalah club adalah pelariannya. Setelah memarkirkan motornya, Revan melenggang masuk dengan tatapan datar. Entahlah, memasuki club dengan kondisi pikiran kacau pilihan yang tepat atau tidak.

Memilih duduk didepan meja bartender, Revan mengabaikan tatapan memuja dari perempuan liar disana. "Biasa" ucap Revan pada bartender langganannya

Miko,bartander yang sudah kenal lama dengan Revan langsung menyiapkan minuman haram itu untuk revan. "Kenapa tuh muka lesu amat" tanya Miko setelah menyerahkan segelas Absinthe.

Dengan sekali teguk, minuman haram itu sudah tandas. "Sssh.. taulah pusing pala gue" Revan meringis kecil merasakan kepalanya yang kian berdenyut setelah meminum alkohol tadi.

Tangan Revan kembali terulur, menyodorkan gelas untuk dituangkan Absinthe untuk ke-tiga kalinya. Miko mendecak, merebut gelas ditangan Revan dengan paksa. "Gila apa lo mau tambah lagi!" marahnya

Melihat Revan yang sudah mulai kehilangan kewarasannya tentu saja Miko melarang Revan untuk kembali meminum alkohol jenis ini terlalu banyak, mungkin kalau amer Miko bisa toleran, tapi ini tidak. Absinthe merupakan jenis minuman dengan kadar alkohol yang tinggi mencapai 70% yang bisa menyebabkan halusinasi tinggi.

"Cukup! Gak ada tambah tambah" ucap Miko yang membuat Revan mendegus dialam bawah sadarnya

Dengan kepala menempel di meja bar, Revan terisak. "kenapa lo lakuin ini. Kenapa?" racaunya "Kenapa fan KENAPAA??" Revan berteriak, kemudian terisak, emosinya tak stabil. Beruntung kondisi club saat ini sangat ramai yang membuat suara Revan tersamarkan.

Lagi lagi Miko menghela nafas, selalu saja setiap revan datang pasti akan mabuk seperti sekarang. "jangan kemana mana lo, gue beresin ini dulu" Sadar tak sadar Revan hanya mengangguk, karena kepalaya kini benar-benar pening.

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang