Part 37

966 29 9
                                    

Seperti biasa sebelum membaca budayakan vote kemudian komen di akhir
Selamat membaca......

Terimakasih sudah hadir dan mewarnai hari hariku. Hadirmu merupakan suatu bentuk anugerah tuhan yang paling indah dan akan kujaga semampuku.

Revandho Widi Angkasa💕

--------------------


14 Mei 2020
Seminggu sebelumnyaaa.....
(kehidupan fania)

Tepat setelah mendarat diatas landasan pribadi apartemen, seorang gadis mungil baru saja berjalan keluar dari privat jet  dengan langkah gontai. Memandang area sekitar yang hanya bangunan  ia menghela nafas kemudian memandangi seseorang dibelakangnya dengan kesal.

“buruan napa sih” dia mulai mengomel membuat yang diomeli mencibir

“lo kira gak berat apa ha”

Si gadis melotot sambil berdecak pinggang “apa mau ngelawan hah?”

Si cowok menggeleng cepat sambil tersenyum “nggak bos, nggak”

Gadis tadi langsung memasang kaca mata hitam kemudian melenggang pergi meininggalkan cowok tadi yang kesusahan membawa dua koper besar.

“untung adek tuh orang”

Setelah berjalan melewati anak tangga dan juga lift, akhirnya mereka tiba di lantai 32 apartemen mereka. Setelah menaruh asal kedua koper yang dibawa, si cowok langsung meloncat ke tempat tidur.

Brukk

“Rinooooo”

Si oknum yang dipanggil mendongak menatap adiknya. “ngape sih?”

Fania yang berdiri didepan pintu kamar mandi melotot tajam “ngape pale lu, ngapain lo tidur di kamar gue sih”

Rino menatap kamar mewah bernuansa cream ini sekilas, ya mana dia tahu ini kamar siapa dan kamarnya ada dimana. Sekedar informasi bangunan mewah 35 lantai ini sebagian besar merupakan salah satu aset milik fania yang ada di Denmark. Ya hampir semua sih karena 30 dari 35 unit apart ini merupakan milik fania pribadi

“pergi gak lo. Kamar lo disebelah” fania mencoba menyeret tubuh bongsor abangnya tapi percuma kalah besar uy

Rino menenggelamkan tubuhnya didalam selimut tebal karena ini musim semi jadi udaranya lumayan dingin. “alah numpang tidur sini gue”

Fania yang sudah lelah dan malas berdebat akhirnya memilih mengalah dan merebahkan tubuhnya diatas tubuh abangnya yang sedang tengkurap dibawah selimut tebal.

Mereka berdua terdiam setelahnya, mungkin rino sudah masuk alam mimpi karena tak ada suara dan pergerakan darinya. Fania memandang langit langit dengan pikiran berkecamuk

“bang pilihan gue ini salah apa enggak ya?” ucapnya lirih.

Rino sudah tahu semuanya walaupun sebelumnya ia sangat marah kepada sahabatnya itu yang berani menyakiti adik kecilnya tapi ia juga sadar kalau mungkin fania hanya salah paham saja

“kekanakan banget gak sih sikap gue ini?”

“gue pengecut, harus lari dari masalah sepele kaya gini”

“bang”

Fania terus bermonolog sendiri sampai ia tak sadar kalau rino barusan terbngun karena mendengar suara adiknya

“tapi gimanapun gue cewek, gue juga ngerasain sakit hati”

“gue benci diri gue sendiri yang selalu lemah kalau berurusan sama orang yang gue sayang”

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang