Part 48 (End)

905 34 27
                                    

Akhirnya hari ini aku update tepat waktu huhu...

Selamat membaca...

Voment jangan lupa :)

-----------------

"FANIAAAA..."

Gadis itu menoleh dengan seyuman manisnya. Mengangkat tangannya. "stop, berhenti disitu"

Pemuda itu mengernyit, berdiri lima meter dihadapannya. "kenapa?" bingungnya, kembali mendekat.

"stop disitu Revan"

Mau tak mau, Revan menghentikan langkahnya. "Sayang, akhirnya aku ketemu sama kamu" Revan terseyum. "kamu tahu gak? Aku seneng banget, aku takut kamu kenapa napa"

Fania dihadapan Revan mengangguk, rambutnya yang terurai berterbangan tertiup angin terkesan begitu anggun, selaras dengan gaun putih yang ia kenakan. "Aku baik kok"

Melihat senyum yang terbesit diwajah gadisnya, mendadak dada Revan sesak. Banyak sekali kesalahan yang telah ia perbuat kepada gadis dihadapannya. "maaf"

"buat apa?"

Revan menundukkan kepalanya, "untuk semuanya. Maaf karena aku gak percaya sama kamu, maaf karena aku udah jahat sama kamu, dan maaf karena udah ninggalin kamu"

Fania menggeleng pelan. "sstt.. gak perlu minta maaf, kamu gak salah kok"

Perlahan Revan menganggkat wajahnya, senyum lebar tercipta diwajahnya. Revan langsung berlari, memeluk Fania dengan erat. "maaf untuk semuanya" Revan bahkan meneteskan air matanya, emosinya kini tak stabil.

Fania terkekeh pelan, menepuk punggung Reva perlahan. "cenggeng banget sih"

Revan mengerucutkan bibirnya setelah melepas pelukannya. "biarin, nangisin orang yang aku sayang emang salah?" bela Revan.

Tangan fania bergerak, menghapus air mata Revan. "jangan nangis ihh"

"iya iya sayang" dengan gemas Revan mencubit hidung Fania.

Fania tertawa, melihat Revan tertawa membuatnya ikut bahagia. "janji ya jangan nangis lagi" Revan mengangguk. "apapun yang terjadi kamu harus kuat ya"

"Iya sayang iya"

Revan bahagia, akhirnya ia bisa kembali bersama gadisnya. Tangan Revan menggenggam kedua tangan Fania dengan erat, seolah takut kehilangan. "aku janji gak akan ninggalin kamu" ucapnya serius. "kamu juga janji ya jangan tinggalin aku"

Fania tak menjawab, hanya senyuman yang ia berikan. Revan ikut menyunggingkan senyumannya, walau sebenarnya Revan binggung dengan tingkah Fania yang menurutnya sedikit aneh?

"kamu janji kan akan terus disamping aku?" tanya Revan.

Fania melepas genggaman tangan Revan. "maaf aku gak bisa"

Revan terdiam dengan kaku, bibirnya seolah kelu mendengar ucapan Fania. "m-maksud k-kamu? K-kamu udah gak sayang sama aku?" lirih Revan.

Fania menggeleng, masih dengan senyuman diwajahnya.

"j-jawab maksud kamu apa?"

"maaf Revan"

Bibir Revan bergetar, kenapa perasaan aneh mendadak muncul pada dirinya. Melihat bagaimana Fania menatapnya dengan senyuman malah membuat Revan semakin sakit. "maaf untuk apa?"

Bukannya menjawab, Fania berbalik badan melangkah pergi meninggalkan Revan yang hanya bisa berdiri kaku melihat Fania yang perlahan menjauh dari jangkauannya.

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang