Dua Belas

761 110 18
                                    

Semua karena Alvin sampai Selin membutuhkan waktu 1 bulan untuk memperbaiki skripsinya, waktu yang lama memang. Hanya berharap tidak ada revisi lagi setelahnya itu sudah cukup membayar lelahnya.

Malam itu, setelah mengobrol dengan Alvin di depan rumahnya.

"Selin pulang," ucapnya setelah membuka pintu.

"Kau tidak salah jalan kan?" sahut Sania.

"Tadi bicara dulu sama kak Alvin, Mama--Papa juga dapat salam dari kak Alvin," jelas Selin yang tahu maksud dari pertanyaan Sania dengan menjadikan Alvin yang hanya mengobrol sebentar sebagai alasan.

"Alvin sudah pulang? Sejak kapan? Kenapa tidak diajak kesini?" tanya Sania tanpa memberikan jeda untuk Selin menjawab.

"Pulang?" gumamnya.

'Apa yang kau pikirkan Selin, kau terlihat jahat pada dua kenyataan sekaligus.' Lanjutnya dalam hati dengan tangan yang menepuk kepalanya berulang kali.

"Jangan bilang kau tidak menyambutnya dengan baik!" tebak Sania seolah mengerti maksud tersembunyi dari gerak-gerik putrinya.

"Tidak!" tegas Selin. "Selin bahkan sudah membuat janji untuk besok, apanya yang tidak baik? Mama jangan asal tebak seperti itu," Gugupnya sembari memikirkan pelarian.

Sania menatap curiga pada manik Selin yang tidak berani menatapnya lama, "Selin ke kamar dulu Ma--Pa, besok harus bangun pagi," pamitnya yang langsung beranjak menaiki tangga, meninggalkan tanda tanya bagi orangtuanya.

Meskipun tidak ada janji itu, Selin masih harus berakting lagi bukan? Dengan cekatan dia melakukan segala rutinitas paginya hanya untuk menghindari interogasi lanjutan dari Sania. Bahkan ia mengabaikan Jimmy seperti manusia pada umumnya yang tidak dapat melihat keberadaan Jimmy.

Tanpa permisi, Selin yang tahu sandi pintu  rumah Alvin pun masuk ke kamarnya dan mengucapkan permintaan maafnya berkali-kali sampai membangunkan Alvin. Jimmy tentu mengikutinya dan mengetahui alasan mengapa Selin mengabaikannya sejak tadi sedikit membuat hatinya merasa aneh, namun ia sendiri bingung kenapa. Tidak ada alasan untuknya marah ataupun kecewa bukan? Lalu apa? Begitulah perasaannya.

"Maaf untuk apa?" tanya Alvin setelah setengah tersadar.

"Aku lupa kak Alvin baru saja pulang dari Inggris," Merasa bersalah. "Bahkan aku minta digendong."

Alvin kembali mengacak rambut Selin gemas. Melihatnya meminta maaf sampai seperti itu, bahkan melupakan fakta terpenting kepulangannya sudah cukup membuatnya mengerti apa yang berada di pikiran Selin semalam benar-benar membuatnya lelah. Alvin tidak salah kalau tanpa sengaja mendengar percakapan Selin. Tetapi setelah itu justru membuatnya menjadi penasaran dengan siapa Selin berbicara. Kali ini ia akan membiarkan saja, memilih diam dan pura-pura tidak tahu sampai Selin menceritakannya sendiri.

Alvin memutar memikirkan sesuatu, "Tidak gratis," ucapnya setelah memilih rencana yang pas untuk alasannya memaafkan Selin.

"Lain kali selesaikan masalahmu dulu sebelum membantu orang lain, diri sendiri juga perlu kau pikirkan," ucap Alvin sebelum beranjak dari tempat tidur yang mengarah ke pembicaraan Selin malam itu.

"Benar apa kata kak Alvinmu itu, selesaikan dulu skripsimu. Jangan khawatir, masih ada waktu dan kau tidak akan menyesal nantinya."  Suara Jimmy yang tiba-tiba itu cukup mengejutkan Selin yang masih memikirkan kalimat Alvin.

Oh My Ghost ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang