Sejak hari itu, Jimmy dan Selin sering menghabiskan akhir pekannya bersama. Kemanapun mereka pergi, asalkan berdua saja sudah membuat keduanya bahagia.
Sejak hari itu juga, hubungan mereka masih seperti ini, berjalan layaknya sepasang kekasih tapi tanpa status. Sesekali Selin juga mengunjungi Jimmy kekantornya dan saat melihat Jimmy sedang bersama pegawai perempuan sebenarnya itu membuat Selin cemburu, tapi Selin cukup sadar diri jika dirinya bukan siapa-siapa dan memilih bersikap biasa saja. Sedangkan Jimmy, dia justru ingin melihat Selin cemburu padanya, dia ingin tau
bagaimana gemasnya Selin saat cemburu, bagaimana dirinya harus meminta maaf atau menjelaskan situasinya agar Selin tidak cemburu lagi.Selin memilih bekerja dikantor Papahnya, bukan sebagai pewaris. Hanya sebagai pegawai biasa yang digaji perbulannya. Dia belum siap jika harus mengurus perusahaan, tapi dia berniat mendirikan restaurant yang memiliki cabang dimana-mana dari uangnya selama bekerja diperusahaan Papahnya.
Jimmy sudah memberitau Selin kalau dirinya lembur hari ini, dan saat jam pulangnya Selin berniat menemani Jimmy lembur tanpa
sepengetahuannya, "Jimmy ada
diruangannya?" Tanya Selin pada resepsionis yang masih ada ditempatnya."Bapak ada diruangannya kak," ucap resepsionis yang bahkan sudah akrab dengan Selin.
"Terimakasih ya Rim, aku permisi dulu." Pamit Selin pada resepsionis yang ia ketahui memiliki nama Rima itu.
Berjalan perlahan sambil terus memberikan senyumnya pada pegawai yang lalu lalang meninggalkan kantor, bahkan sesekali Selin membungkukkan badannya saat ada pegawai yang menyapanya dengan membungkukkan badan padanya.
Suara ketukan menginterupsi kegiatan dua orang didalam ruangannya, "Selin.." panggil Jimmy saat Selin lah seseorang yang mengetuk pintu ruangannya.
"Aku mengganggu?" Tanya Selin yang sudah siap menutup pintu.
"Tunggu!" Ucap Jimmy sembari berlari untuk menahan pintunya.
"Kamu tidak mau mendengar
penjelasanku dulu?" Tanya Jimmy yang sudah menahan pergelangan tangan Selin."Sayang, dia siapa?" Tanya seseorang dengan tangan yang sudah memeluk lengan Jimmy.
"Jim, lepasin!" Ucap Selin berusaha melepaskan genggaman Jimmy.
"Lepaskan aku Jim, aku mohon..." Ucap Selin lagi, kali ini dengan memohon. Membuat Jimmy melepaskan tangannya dengan terpaksa dan membiarkan Selin berlari menjauhinya.
"Lepaskan tanganmu!" Bentak Jimmy pada seseorang yang memeluk lengannya.
"Tapi Jim--"
"Lepaskan! Dan pergi dari hadapanku!" Bentak Jimmy, ini kali pertamanya dia membentak seorang perempuan, tapi perempuan seperti ini memang tidak seharusnya mendapat perkataan lembut darinya.
Jimmy terlihat menelpon seseorang. Resah, itulah perasaannya saat tidak kunjung mendapat jawaban.
"Halo," ucap Jimmy berikutnya saat panggilannya terhubung.
"Bagaimana ini? Aku sudah melarangnya keatas, tapi dia tetap memaksa." Sahut Davin.
"Lalu? Bagaimana dengan semuanya?" Tanya Jimmy.
"Semuanya sudah siap. Tapi tenang, Selin tidak tau kalau itu untuk dirinya. Sebenarnya ada apa? Kenapa Selin terlihat kacau?"
"Panjang ceritanya kak, biarkan Selin disitu dulu. Aku akan kesana." Ucap Jimmy langsung mengakhiri panggilannya.
"Diluar rencana." Ucap Jimmy bermonolog sembari melihat benda kotak ditangannya.
Inilah yang Jimmy tidak suka saat pulang kerja tepat waktu, semua kendaraan keluar memenuhi jalanan, dan membuat kemacetan yang menurutnya melelahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/205302316-288-k827035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost ✓
Teen Fiction[Proses Revisi] -Aku menemukanmu- Marselina atau akrab disapa Selin ini tiba-tiba bisa melihat arwah, syok sudah pasti. Dia sudah pernah, bahkan sering bicara padanya untuk menghilang darinya. Tapi arwah ini bilang, kalau dia hanya bisa menunjukkan...