Enam Belas

634 95 7
                                    

Selin mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan matanya dangan cahaya diruangan.

"Hmm?" Gumam Selin saat sadar.

"Kak Alvin?!" Panggil Selin setelah tau kalau Alvin tidak ada disampingnya.

Ceklek...

"Apa?" Tanya Alvin yang hanya berdiri dibalik pintu.

"Ini udah malem? Jam berapa?" Tanya Selin.

"Iya, jam 8." Jawab Alvin seadanya.

"Kak Alvin kenapa disitu aja?"

"Lo bau." Jawab Alvin lalu menutup pintunya.

Selin melihat dirinya sendiri yang masih mengenakan pakaian tadi pagi, lalu menciumi baunya.

"Itu baju lo disofa, tadi gue ambilin baju dari rumah sekalian izin. Buruan mandi, terus kebawah, gue tunggu." Ucap Alvin sedikit berteriak.

"Kak Alvin tau aku tidurnya ngebo, kak Alvin ngatain aku bau, terus kak Alvin ngambil baju aku? Kak Alvin lihat dalemanku dong. Ooh astaga... Apa aku harus turun kebawah? Huaaa..." Ucap Selin seperti anak kecil yang merengek.

Alvin tertawa dalam diam mendengar semuanya. Tentu karna dia hanya menutup pintu dan belum turun kebawah.

Tapi setelah Selin kebawah dan menemuinya dimeja makan, dia berpura-pura tidak tau apa-apa.

"Mau makan apa?" Tanya Alvin saat Selin sudah duduk disebrangnya.

"Apa aja terserah kak Alvin." Ucap Selin hati-hati karna tidak mau dipermalukan lagi.

Akhirnya Alvin memesan makanan sesuai perintah Selin, yaitu terserahnya. Ide jahilpun muncul, Alvin memesan berbagai olahan seafood yang tidak bisa dimakan Selin.

Tidak lama pesanannya datang, tapi ia menaruh makanan Selin diruang tv. Dan hanya membawa seafoodnya.

"Kak Alvin lupa?" Tanya Selin setelah melihat semua makanan yang Alvin buka dan hanya ada seafood.

"Soal?" Tanya Alvin pura-pura lupa.

"Aku kan alergi seafood kak." Sahut Selin

"Aahh... Benar! Gue lupa. Tadi lo bilang terserah sih, jadi gue hanya memikirkan makanan yang ada di otak gue aja deh." Jelasnya

'Sayang sekali, alergi makanan enak.' batin Jimmy.

"Yaudah aku temenin kak Alvin aja." Ucap Selin memajukan badannya dan menyangga dagunya dengan kedua tangan.

'Kak Alvin jahat banget sih, tapi salah aku juga si bilang terserah. Akh.. salahin alergi aja kenapa harus alergi makanan enak, ngeselin.' batin Selin dengan menelan ludahnya saat melihat Alvin makan.

"Selesai!" Ucap Alvin menyandarkan punggungnya dikursi.

"Nonton film yuk kak." Ajak Selin agar mengabaikan rasa laparnya.

Tanpa menjawab Selin, Alvin langsung jalan menuju ruang tv.

"Apa tuh kak?" Tanya Selin yang melihat bungkusan di atas meja.

"Oh iya, Tadi gue pesen itu juga, bawanya susah terus gue tinggal disini dan lupa gue ambil lagi." Bohong Alvin

"Kak Alvin nyebelin banget sih! Ngga tau apa Selin kelaperan lihat kak Alvin makan." Ucap Selin dengan membuka bungkusannya.

Bahkan saat memakannya Selin mengabaikan Alvin yang melihatnya makan seperti orang kelaparan.

"Maaf ya." Ucap Alvin.

"Nggapapa, yang penting masih dikasih makan." Jawab Selin yang masih mengunyah makannya.

Alvin pun mengabaikan Selin yang makan lalu menyalakan Tv dan menonton film kesukaannya.

'Woah...! Bahkan kita suka film yang sama.' Ucap Jimmy keceplosan.

"Bukannya dari dulu kita suka film yang sama kak? Kenapa heboh gitu?" Tanya Selin setelah menghabiskan makanannya.

'Bodoh, gara-gara film aja keceplosan. Sekarang Selin pasti benci ada gue disini.' batin Jimmy.

"Maksud lo apa? Gue ngga ngomong apa-apa." Tanya Alvin bingung.

"Ngasih tau aja, kali aja kak Alvin lupa juga." Sahut Selin.

'itu suara Jimmy kan? Ngapain sih dia disini? Gue udah lupa jadi inget lagi kan, sial!' batin Selin.

Jimmy tentu mendengar apa yang Selin katakan dan itu membuat hatinya tiba-tiba sakit.

'Apa gini rasanya sakit karna menyembunyikan kebenaran. Tapi aku punya alasan dibalik itu semua. Ah, aku tidak akan mengulanginya lagi. Tapi, memangnya aku akan hidup lagi? Hhhaaa percara diri sekali.' batin Jimmy.

Selin menyandarkan punggungnya di sofa, matanya melihat tv tapi pikirannya entah kemana.

Sampai akhirnya ia lelah dan tertidur, yang tanpa ia sadari menyandarkan kepalanya dibahu Alvin.

"Kenapa lo bohong sama gue? Jelas-jelas tadi lo ngatain gue heboh disaat gue diem lihatin film." Ucap Alvin setelah Selin menyandarkan kepalanya.

"Gue juga tadi bohong, soal lupa alergi lo. Gue ngga mungkin lupain apapun tentang lo. Kecuali Tuhan kasih gue amnesia. Apa lo nganggep gue orang asing setelah pergi dua tahun?" Ucap Alvin yang saat ini mengelus puncak kepala Selin.

"Gue cuma mau lo cerita apapun ke gue, jangan pernah berpikiran itu bakal membebani gue ataupun nyakitin gue. Karna menurut gue, lo yang tertutup ke gue lebih nyakitin dari apapun Sel. Gue sayang sama lo." Ucap Alvin lalu mencium puncak kepala Selin lama.

Alvin tau Selin masih setengah sadar sekarang, tapi dia memilih berpura-pura masih tidur. Karna saat tangannya berpindah mengelus puncak kepala Selin tadi, tidurnya agak terusik dan tidak sengaja Alvin melihat mata Selin terbuka dipantulan Tv yang sudah ia matikan.

'Kak Alvin,.. Selin juga sayang sama kak Alvin. Tapi untuk sekarang, Selin belum mempunyai keberanian mengungkapkan kaya kak Alvin.
Asal kak Alvin juga tau, Selin ngga nganggep kak Alvin orang asing kok. Maafin Selin ya, kalo sikap maupun sifat Selin sekarang buat kak Alvin merasa asing. Dan makasih udah inget apapun tentang Selin.' batin Selin.

To be continue...


-애인-

Oh My Ghost ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang