"Gue gak tau kenapa gue se bodoh itu saat deket dengan Davin, entah karena gue emang bener-bener bodoh atau gue tiba-tiba jadi bodoh, gue rasa kebodohan ini membuat gue jadi bodoh."
***
Dara dan ketiga sahabatnya berjalan menyusuri sekolah yang sepi karena semua kelas sudah memulai pelajaran, mereka sedang merencanakan sesuatu, ya walaupun mereka tau semuanya akan menjadi wacana, "Ra, yok nanti anterin gue beli jaket. Gua pingin elo yang milihin." ajak fauzan dengan antusias."Yaudah kalian ikut aja sekalian, sambil nongkrong bentar." Dara pun menyetujuinya. Alya terlihat begitu bahagia, sejak beberapa bulan yang lalu sahabat-sahabatnya ini jarang nongkrong bersama. "Nanti nongkrong diapartemen lo aja ya ra. Tempat favorit gua banget."
"Kenapa harus diapartemen gue sih"
"Gini lho ra, secara apartemen lo itu kan hasil lo sendiri tanpa ada campur tangan orang tua lo, jadi rasanya nyaman banget." jelas Alya dan disetujui yang lainnya.
"Tapi disana ada bu Lani, gue takut ganggu dia." ucap Dara ragu-ragu saat ingin memberi tau temannya.
"Wahh , lo nyembunyiin orang yah." tebak fauzan. Fauzi yang mendengar ucapan fauzan segera menonyor kepala Fauzan. "Bukan nyembunyiin orang goblok, tapi nolong orang." Memang fauzi lebih dekat dengan Dara, dia tidak terlalu banyak bicara tapi selalu mengerti apa yang Dara maksud.
"Lah lo kok udah tau? Dan Lo gak ngasih tau gua." fauzan meminta penjelasan pada fauzi, "Gak penting tau gak." hanya tuh jawaban fauzi.
"Main rahasia nih." Alya pun cemberut menatap Dara dan Fauzi.
"Yaudah, jadi gimana?" tanya Fauzan.
"Gimana apanya?" tanya Dara.
"Yah gimana ceritanya lah dugong." Jawab fauzan kesal.
"Ohh, jadi gini, beberapa bulan lalu pas gue mau pulang ke apart, gue gak sengaja liat bu Lani di pinggir jalan, lah gue gak tega, gue samperin deh, gue tanya aja rumahnya dimana? Keluarganya siapa? Dia bilang dia lagi cari anak perempuannya yang pernah dia tinggal disekitar apart gue, lah gue mah orang baek jadi gue bawa aja ke apart gue terus gue gaji buat ngurusin apart gue, ya sambil bantu cari anaknya." ucap Dara panjang lebar. Fauzan dan Alya sangat terkagum-kagum dengan cerita Dara.
"Ya ampun, ternyata temen gue masih punya hati juga ternyata." Fauzan mencubit gemas pipi Dara. Dara pun menyingkirkan tangan Fauzan sambil berkata, "Heh bangsat, kalo gue gak punya hati udah gue bunuh lo dari dulu."
"Tapi sumpah gue salut banget" ucap Alya.
"Kagum ya sama kebaikan gue?" tanya Dara sambil menaik turunkan kedua alisnya
"Awalnya sih iya tapi sekarang gak jadi. Lo kepedean anjirr." omel Fauzi.
"Yee dasar Lo! Eh Ngomong-ngomong nanti jadi nggak?" tanya Dara pada topik awal.
"Gak jadi, kapan-kapan aja, malas gua." Jawab Fauzan
"Kapan -kapan aja lah ra." ucap Alya
"Yaudah deh iya. " pasrah Dara
"Ekhmm, ngapain kalian disini? Ini masih jam pelajaran lho." tanya seseorang dari belakang dengan suara yang sedikit keras, mereka kompak menoleh ke belakang, dan ternyata adalah bu Dian 'sialan, kenapa ada bu Dian segala sih.' batin Dara
Dara menyengir "Lho, ada kanjeng ratu."
"Kalian semua, keruangan saya sekarang!"
"Ayo gyus, sambil numpang duduk disofa bentar, abisnya kita kan udah seharian duduk dibangku kayu yang keras terus bikin pantat sakit lagi." ucap Dara asal yang membuat semua orang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY OF LOVE [ REVISI ]
Teen FictionTAHAP REVISI Perjodohan yang dilakukan orang tua memang konyol!! Seseorang yang saling bermusuhan, yang bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan disatukan dalam suatu ikatan? Akan kah hubungannya tidak akan bertahan lama? Atau malah saling mencintai...