"dokter kenapa dara belum sadar²?" tanya Davin yang terus menangis sampai mata nya memerah
"itu adalah efek obat bius yang masih bekerja" ucap dokter
***
Sekarang Davin duduk di samping dara sambil menatap mata dara yang terpejam, sebenarnya ada kafa juga disana tapi kafa udah kecapean jadi dia tidur di sofa, tadi juga teman²nya dara sempat kesini buat jenguk dara, semuanya terlihat kecewa kepada Davin, kecewa karena perceraian nya dan kecewa karena tidak bisa menjaga dara
"cepat sadar sayang, aku kangen banget sama kamu, maaf in aku udah bikin kamu seperti ini" ucap Davin
Setelah beberapa menit kemudian dara mulai menerjapkan mata nyaa, pertanda jika sudah siuman
Terlihat sebuah kobaran api amarah di mata dara saat mata indah nya melihat Davin
"pergi kamu! Pergi!" ucap dara yang menutup i telinga nya ketakutan, kafa yang mendengar teriakan dara langsung saja memanggil dokter
Setelah diperiksa ternyata....
"pak Davin dan pak kafa, pasien mengalami trauma yang parah, dimana selalu ada bayangan masa lalu nya yang membuat nya ketakutan dan cemas, memori ingatan nya juga melemah, mungkin hanya beberapa kejadian yang di ingat pasien dan kejadian itu termasuk kejadian yang kelam dalam hidupnya, mungkin terkadang ingatan nya juga salah, jadi tolong jangan buat pasien menjadi semakin khawatir, karena dengan itu bisa menyebabkan hal² yang tidak wajar, dan kondisi setelah operasi pasien juga membaik mungkin hanya ada gangguan trauma saja" ucap dokter
"terima kasih dok" ucap Davin dan kafa
Ruangan Dara
"dara, kamu jangan takut ya! Ini bang kafa, abang kamu, kakak kandung kamu" ucap kafa yang menenangkan dara
"kafa? Kafa - bie?" ucap dara sambil memegang kepala nya yg pusing karena memaksakan untuk mengingat
"iya, abang kamu, Kafabie" ucap kafa lalu memeluk erat tubuh dara
"abang, dara takut, anak dara mana? anak dara hilang kemana bang? Dimana anak dara bang?" tanya dara yang mulai ketakutan dan cemas
"Dek lo harus ikhlas ya, dia udah tenang" ucap kafa
"siapa yang bunuh anak dara bang? Dara mau ikut anak dara aja, dara gak bisa hidup tenang tanpa dia bang" ucap dara yang menangis
Sesaat mata dara melihat Davin dengan tatapan yang tidak biasa
"dia! Ya aku ingat! Dia yang bunuh anak aku. Dia, Pergi! Jangan mendekat! Aku bilang pergi! Dasar pembunuh!" teriak dara yang ketakutan melihat Davin berjalan kearah nya
"begitu buruk kah aku sampai di panggil pembunuh? Emang aku gak pantes buat jadi apapun, aku udah lenyapin aku aku sendiri, ayah mana yang tega" ucap Davin dalam hati yang menangis
"maafin aku ra" ucap Davin pelan
"maaf? Gak ada kata maaf untuk pembunuh seperti kamu! Seharusnya kamu yang mati bukan akan aku" teriak dara yang menunjuk² wajah Davin
"Udah vin, gausah di dengerin, lo tau sendiri kan keadaan nya gimana?" ucap kafa
"Kalo gitu aku permisi dulu" ucap Davin lalu keluar ruangan
Davin pun mulai frustasi dengan segala kejadian yang dia lakukan, hanya tangisan lah yang membuat nya tenang, setelah Davin salah paham dengan dara, dara masih menyelamatkan Davin dari kecelakaan yang menewaskan janin nya, dan sekarang keadaan mental dara melemah
"aku menyesal lakuin semua, aku menyesal udah hianatin kamu tanpa sebab, aku menyesal karena udah cerai sama kamu, aku menyesal untuk segalanya, aku pantasnya mati! Bukan hidup! Aku lebih baik mati demi melihat orang yang aku cintai tersenyum dari pada harus hidup untuk melihat orang yang aku cintai menderita" teriak Davin saat di perjalanan pulang
Sesampainya dirumah Davin langsung masuk kamar dan mengunci pintu nya, dia menangis, frustasi, kecewa, hingga barang² yang berhubungan dengan dara, dia peluk seerat erat nya sambil tak henti hentinya meminta maaf
Lanjut part selanjutnya ya gyus!
Ditunggu vote dan comment nya 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY OF LOVE [ REVISI ]
Teen FictionTAHAP REVISI Perjodohan yang dilakukan orang tua memang konyol!! Seseorang yang saling bermusuhan, yang bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan disatukan dalam suatu ikatan? Akan kah hubungannya tidak akan bertahan lama? Atau malah saling mencintai...