"Katarak ada beberapa gejala, seperti kurang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang munafik."
***
Kini mereka berdua berada di toilet cowok, mereka sedang bersembunyi dari seseorang, "Lo apa-apaan sih Vin, lo tau kan ini toilet—" Davin membungkam mulut Dara, Davin pun mendekat ke telinga Dara, dia berbisik,"Stthhh... gausah berisik, diluar ada bu Dian, jangan sampe kita ketangkep gara-gara denger suara lo."
"...," Dara mulai kesal dengan Davin, dengan berani dia menggigit tangan Davin hingga sang empunya berteriak kesakitan. "Aw..., sakit njir!" Davin menunjukkan tangannya yang memerah, "Sakit nih tangan gue, gue gigit leher lo baru tau rasa lo." Dara mengernyit, mereka berdua jadi berdebat lupa jika sedang bersembunyi, "Diposisi kek gini, otak mesum lo masih bekerja?"
"Yah... gua cowok normal lah, apa coba yang dilakuin seorang wanita dan laki-laki dikamar mandi? Berdua lagi?" Davin pun semakin memajukan wajahnya, mendekat ke arah Dara, Jarak antara mereka pun semakin dekat, Dara sangat khawatir saat ini, tubuhnya seperti menbeku saat mendapatkan tatapan tajam dari Davin. Besar usaha, akhirnya tangan Dara tergerak untuk mendorong dada bidang Davin menjauh dari tubuhnya, "Gausah deket-deket! Rusuh gua!"
Davin pun tak menjawab perkataan dara, dia semakin mendekati Dara hingga Davin mengunci tubuh Dara dengan kedua lengan kekarnya, mata semakin menusuk jauh kedalam, nafas bercampuran, terlihat Dara benar-benar risau, dia berkeringat dingin,
"Vin... lo jangan macam-macam ya! Gua gampar lo!"
"Gampar aja sayang," suaranya terlihat berat dan serak ala Laki-laki, begitu sexy tapi menakutkan untuk saat ini.
Tubuh Dara gemetar, dahinya bercucur keringat, ingata tentang Davin kembali terputar, Dara sering bertemu dengan Davin di sebuah club malam, dia bermain dengan wanita-wanita jalang, bahkan mereka tak segan-segan berciuman ganas saat tau keberadaan Dara, begitu mengerikan, semoga hal ini tidak terjadi pada dirinya.
Davin terlalu naif jika mengklaim tubuh Dara jelek, dia sadar betul saat melihat tubuh dara, gairah Davin seolah memuncak, detak jantungnya pun kian mencepat, tubuhnya seperti lost kontak, dia tak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri. Davin pun terus memajukan wajahnya hingga sampai didepan leher Dara, Davin dibuat mabuk dengan wangi vanilla di tubuh Dara, sungguh wangi yang menenangkan.
Dara sendari tadi Hanya bisa merem, dia tak ingin tau dengan apa yang akan dilakukan Davin, secara Dara memang sering ke club tapi dia tak pernah bermain walaupun sekedar ciuman pun tak pernah, tak heran jika FirstKiss nya dicuri Davin.
"Gua ... gak tertarik sama tubuh lo dan wajah jelek lo itu." bisik maut dari Davin, merinding itulah sensasi pertama yang Dara rasakan, beberapa detik kemudian, Davin menggigit kecil telinga Dara hingga membuat sang empunnya meringis kesakitan. Davin menjauhkan tubuhnya dan terkekeh melihat Dara yang cengo.
Tangan Dara terangkat untuk mengelus telinganya sendiri, "Shhh... sakit bego!" tangannya turun, dan kembali menunjuk arah mata Davin. "Dan ya, gue saranin lo buat periksa dulu ke dokter mata, siapa tau katarak, kalo iya langsung operasi aja, agar lo bisa bedain mana yang buriq dan mana yang bening" setelah puas mencela Davin ucap dara lalu segera membuka pintu kamar mandi, meninggalkan Davin yang sedang berdiri kaku memandangi dara dan tak terduga saat dara membuka pintu diluar ada seseorang yang berdiri didepan pintu dengan menepuk tangan.
"Hebat ... lo habis ngelakuin apa hah? Di kamar mandi sempit ini?" ucap seseorang yang masih tepuk tangan dan ternyata adalah Keyla dan sweta
Dan kemudian Davin keluar dengan satu kancing yang terbuka. Mata mereka terbelalak, "Davin? Kok bisa sama dia?" tanya keyla dengan nada meninggi. Davin hanya terkekeh kecil, "Kalian yang ngapain kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY OF LOVE [ REVISI ]
Novela JuvenilTAHAP REVISI Perjodohan yang dilakukan orang tua memang konyol!! Seseorang yang saling bermusuhan, yang bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan disatukan dalam suatu ikatan? Akan kah hubungannya tidak akan bertahan lama? Atau malah saling mencintai...