"Kejadian menyedihkan itu terulang kembali."
***
Suasana rumah Moosi saat ini kembali sepi, mungkin karena si biang keroknya udah pulang semua setelah menumpang di rumah Moosi. Sebenarnya mereka masih mau nginap, jika bukan karena ada acara dadakan mereka tidak akan pulang, ya kapan lagi tidur rame-rame, nyanyi-nyanyi gak jelas, sangat seru.
Beda dengan Reza dan Kevand, mereka tidak ada acara tapi ikut pulang juga, mungkin mereka semua akan bertemu lagi nanti malam diparty-nya Sweta. Begitu juga dengan Kafa yang ikut kerumah Rakha karena alasan kerja kelompok.
Bisa dipastikan Dara, Rey dan Davin saja yang tinggal dirumah.
Jiwa gabut Dara mulai aktif, biasanya jika dia gabut dia akan masak-masak bersama Kafa, tapi sayangnya Kafa pergi, akhirnya Dara berniat mendatangi Rey yang sedang menonton kartun di ruang tamu, "Rey mau kakak masakin nggak?" tanyanya alu ikut merebahkan tubuhnya di sofa.
"Ley gak lapel kak, tapi ley pingin ngemil"
"Mau kakak buatin brownis?"
"Gak mau, Ley pingin yang cegel-cegel, coalnya ini kan ciang hali, jadi panac. "
Dara berfikir sejenak, setelah beberapa menit, ide pun lewat di depan otaknya, "Gimana kalo salad buah? Mau kan?"
"Mauuu," Rey sangat bersemangat, dia sontak memeluk Dara begitu erat, Dara pun membalas pelukan kecil Rey, dia pun melanjutkan ucapannya,
"tapi kejunya yang banyak ya kak""Siap. Yaudah Rey disini aja ya." Dara pun segera pergi ke dapur, langkah jenjangnya menuju arah kulkas, lalu mengambil buah-buahan, mencucinya sampai bersih kemudian memotong nya kecil-kecil seperti pada umumnya, tanganya pun meraih laci untuk mencari mayonies dan kaleng susu. Dara mencampurkan kedua bahan itu menjadi satu dan menuangkan di atas buah. Senyumnya pun mengembang saat salad buah buatannya hampir jadi, tinggal menaburi keju di atasnya.
Selesai sudah, Dara membawa mangkuk itu menuju ke ruang tamu dan menaruhnya di meja.
"Udah jadi. Yok makan." seru Rey semangat melihat salad buah buatan Dara begitu menggoda. Saat Rey hendak melahap salad-nya tiba-tiba sebuah makhluk tak diundang datang dan langsung melahap salad buah yang ada di sendok Rey. Sontak mereka menoleh,
"Vin, kok lo-" Dara terhenti,
"Gak lo racunin kan saladnya?" ucap Davin yang sukses merebut salah buah Rey. Rey masih menatap Davin bingung."Sejak kapan lo kesini?" sinis Dara.
"Sejak salad itu—" ucapan Davin terjeda oleh teriakan Rey, "Bangg Dapinn ... itu kan punya Ley... hiks... Kenapa dimakan? abang dapin jahat, hiks... " Rey menangis dan langsung memeluk Dara, Davin memutar matanya malas melihat adiknya yang semakin alay. Bisa ditebak, setelah ini akan ada bom yang meledak.
"Udah Rey... gak boleh nangis ya... nanti gantengnya luntur loh." Dara mengelus pundak Rey lembut, tapi masih saja menangis, Dara melotot ke arah Davin yang sedang memakan salad buah, Dara terlalu fokus pada Rey hingga tak menyadari Jik Davin menghabiskan semangkuk salad buah dan hanya menyisakan mangkuk yang kosong dengan sendoknya.
Emosi Dara sangat memuncak, dia benar-benar kesal dengan Davin, "Dasar gila! Sama anak kecil aja gak mau kalah. Masih laki lu?"
"Lah iya, masih laki gua, mau liat?"
Blush, pipi Dara memerah, bukan karena baper tapi karena semakin kesal. "Seharusnya kalo lo masih waras, lo bakal ngalah Vin, tapi ternyata lo emang udah gila, bahkan ngalah sama anak kecil pun lo ogah." ucap dara lalu membawa Rey ke halaman belakang. Davin menatap kepergian Dara yang menggendong Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY OF LOVE [ REVISI ]
Teen FictionTAHAP REVISI Perjodohan yang dilakukan orang tua memang konyol!! Seseorang yang saling bermusuhan, yang bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan disatukan dalam suatu ikatan? Akan kah hubungannya tidak akan bertahan lama? Atau malah saling mencintai...