Part 10. Sadis

918 43 1
                                    

"Sebuah tindakan simpel yang selalu membuatku baper" Dara

***

Sang rembulan mulai menampakkan pesonanya, bintang-bintang berkelip indah menaburi langit luas, awan hitam pun ikut menyusul, suasana yang tentram datang menyelimuti seluruh makhluk hidup, itu semua tidak berlaku untuk Dara, baginya itu hanya omong kosong belaka, dimana-mana hanya akan ada keramaian dan kebisingan itulah prinsip konyolnya.

Seluruh penghuni rumah Moosi berkumpul ria di ruang keluarga, hanya Kafa yang tidak hadir, sudah sejak sore dia keluar rumah, entah pergi kemana tak ada satupun yang tau.

Mereka tak peduli atas ketidak hadiran Kafa, mereka asik menonton film horor yang sudah menjadi incaran, film masih 10 menit diputar tapi sudah membuat seisi rumah heboh karena teriakan Dara dan Rey, sedangkan Davin menatap malas mereka berdua.

Setelah 1 jam lamanya film itu diputar, akhirnya film itu sampai pada akhir cerita.
Dara menatap lesu ke arah tv, bosan sedang menguasai seisi rumah, tak berselang itu suara yang sangat tak asing terdengar begitu nyaring di telinga, "assalamualaikum ya ahli gizi, nih gua bawain sesuatu buat kalian, pada mau nggak?"

Mereka tampak antusias, Dara menarik-turunkan alisnya dengan ketawa kecil seraya mengetahui apa isi kantong plastik itu. Kafa menaruh kantong itu di atas meja yang berada tepat di depan Davin.

Dara membukanya, ternyata berisikan 10 buah kebab beserta 10 botol milkshake rasa melon. Dara segera membagikan satu-persatu kepada Rey, Davin dan Kafa, sisanya untuk para Pekerja nya.

Dengan membawa satu buah kebab, Rey duduk di di samping Davin, paha Davin pun ditepuk pelan, "Ley boleh makan ini kan bang?" tanya Rey pelan dan mendapatkan anggukkan dari Davin, ini kali pertamanya Rey memakan makanan cepat saji, biasanya Rasya dan Nero melarangnya, karena alasan masih kecil, huft entah apa hubungannya, Davin kurang tau.

Dara baru ingat jika hanya tinggal Rey saja yang belum mandi, Dara dan Davin memang sudah mandi, sudah beribu alasan Rey ucapkan, semoga kali ini dia tidak menolak. "Ehh ... Rey kamu kan belom mandi, yok kakak Dara mandiin, biar gak bau acem. " mendengar tawaran Dara, Rey terlihat setuju.

"gausah dimandiin, biasanya juga mandi sendiri, lebay!"

"ye ... abang ili cama Ley kan?"

"ngapain iri, emang kamu gak malu? Masa cowok dimandiin, ihh banci tuh namanya."

"Abang kan dulu juga pelnah dimandiin bunda, telus pelnah juga dimandiin glandma, emang abang gak malu? Belalti abang banci juga dong." semua orang tertawa atas perkataan bijak Rey, bahkan Rey sampai tertawa terbahak-bahak dengan memukul-mukul paha Davin

"Udahlah bang, akuin aja kalo abang cembulu, iya kan? Nanti kalo bunda udah pulang, Ley bakal celitain cemuanya"

Davin melotot ke arah Rey, "Abang nggak cemburu ya, nanti juga kak Dara yang bakal sering mandiin abang, kalo bisa abang yang mandiin kak Dara" ucapan Davin dengan bangganya, Kafa yang sedang makan pun jadi tersedak akibat mendengar perkataan Davin

"uhuk ... uhuk ... " Kafa berlari ke dapur dengan tangan yang memegangi tenggorokannya

Jantung dara seketika berhenti berdetak, pipinya memanas, bagaimana bisa dia tidak mau mengalah dengan anak kecil? Apalagi berbicara tentang hal yang dewasa? Kan malu...

"Apa lo bilang? Coba ulangi lagi!" tanya Kafa yang baru kembali dari dapur.

Dara berdecak kesal, "Tuh mulut gak pernah sekolahin?" ujarnya sinis lalu pergi.

Davin tersenyum menang atas ucapannya sendiri "malu apa baper sih neng?" batin Davin. Dia menoleh ke arah Kafa yang masih terdiam, "Lo udah bener-bener siap jadi adek ipar gua? Jadi ...," Kafa menatap serius Davin.
"kalian nyerah?"

THE WAY OF LOVE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang