Ada saatnya dalam hidup, kamu dihadapkan dengan pengkhianat. Kamu dihadapkan dengan harapan yang dihancurkan. Seseorang yang dengan keras kamu perjuangkan selama ini, tiba tiba ingin meminta pergi. Dia tidak ingin lagi bersamamu. Baginya, jalan baik itu bukan kamu.
Satu hal yang paling berat dilakukan di dunia ini adalah melepaskan seseorang yang dicintai kepada orang lain, membiarkannya memilih jalan lain selain hidup denganmu. Berusaha terlihat ikhlas, meski dalam dada remuk sudah tak terbatas. Sakit memang, saat kita mempunyai sebuah harapan untuk bisa hidup bersama dengan orang yang kita cinta tapi takdir berkata lain.
Hingga suatu hari, semesta seolah sedang bercanda. Kamu merasa tuhan sedang menyadarkannya, atau Tuhan sedang mengujimu lagi? Entahlah, rasanya terlalu banyak yang berubah. Dia datang lagi dengan sesal dan air mata yang terlihat menetes lagi. Katanya, semua orang bisa saja salah dan semua orang boleh meminta kesempatan lagi. Kamu ingin tersenyum waktu mendengarnya. Tetapi kamu urungkan, kamu takut air mata palsu itu semakin membanjir dan kebohongan semakin mengalir. Entahlah, kamu tidak tahu apakah penyesalannya itu sungguh sungguh, atau hanya bentuk kesepian sebab dia ternyata tidak menemukan yang lebih baik.
Tuhan mungkin sedang berbaik padanya. Dia menyadarkannya agar berubah menjadi lebih baik. Namun, itu bukan berarti memberinya kesempatan untuk menjadi bagian hidupmu lagi. Kenapa malah ingin kembali? Saat semua perasaan sudah pulih.
Hidup sudah berjalan, kini dia hanya orang asing yang pernah datang di satu ingatan. Dia hanya masa lalu yang mengajari rindu waktu itu. Bukan lagi seseorang yang penting untuk menjalani apa saja yang kini kamu perjuangkan untuk hidupmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Teen Fiction"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...