Sepasang kekasih yang masih lengkap memakai sragam khas anak SMA tengah berjalan santai menuju tempat parkir.
Dengan gaya khas anak cowok gaul lainnya, dimana peraturan sekolah mengharuskan seragam tidak boleh di keluarkan, tetapi berbeda dengan cowok satu ini. Doni, seorang cowok yang terkenal dengan kepandaiannya bermain basket serta tingkat ketampanannya yang banyak dikagumi kaum hawa. Hal ini tak beda jauh dengan Zahra, pacar Doni. Seorang cewek yang banyak disukai para lelaki karena kecantikan serta keramahannya ke semua orang. Tak hanya teman temannya, guru pun juga banyak yang menyukainya karena kepandaiannya salah satunya di bidang Fisika.
Doni dan Zahra sudah lama berpacaran. Hampir tiga tahun dia merajut kasih. Kidal awal pertemuannya dengan Doni ialah, saat mereka berada di satu ekstra yang sama yaitu olahraga. Akan tetapi disini mereka beda club. Zahra masuk di club badminton, sedangkan Doni di club Basket. Sepasang kekasih ini banyak membuat iri siapapun yang melihatnya. Mereka berdua terlihat sangat cocok.
"Terus jadinya kapan?" Tanya Zahra sambil membuka ice cream yang baru saja dia beli.
"Katanya Pak Budi sih tanggal 21" Doni menatap Zahra sekilas.
"Seminggu lagi dong?" Zahra mendadak menghentikan langkahnya. Hal ini membuat Doni ikut berhenti.
"He.em" Doni merangkul pundak Zahra lalu mengajaknya untuk berjalan kembali. "Mungkin ini terakhir kita bisa pulang bareng."
"Kok gitu?" Zahra menatap bola mata Doni.
Doni tersenyum, ia mengusap bibir Zahra yang comot akibat ice cream. Zahra yang sadar, segera merogoh tasnya dan mengambil tisu.
"Mulai besok kan udah harus latian basket. Jadi pulangnya pasti malam" ujar Doni.
"Ya udah kalau gitu aku ikut." Ucap Zahra spontan.
"Ha?" Doni menatap Zahra tanpa kedip. Sedangkan orang yang ditatapnya itu mengangguk kan kepalanya yakin.
"Sayanggg, disana itu cowok semua. Gak usah ngelucu deh"
"Siapa yang ngelucu? Beneran aku ikut. Kan nanti aku bisa bawain kamu minum kalau kamu haus, bawain kamu makanan kalau kamu lapar. Kalaupun aku sendiri disana, aku bisa ngajak ayu"
"Ayu kan sibuk ngurus neneknya di rumah." Ujar Doni sembari memakai jaketnya. "Nanti aja pas pertandingan kamu datang, ya!?"
"Heemm"Raut muka Zahra mendadak lesu.
Zahra memang seperti itu. Setiap keinginannya, jika tidak terkabulkan pasti akan cemberut. Doni sudah terbiasa akan hal itu, dan saat Zahra sudah seperti ini ia pasti akan meminta maaf dan membelikan Zahra ice cream rasa durian. Setelah itu, pacar terbawelnya itu akan kembali seperti semula
****
"Sumpah, rasanya mau pecah nih kepala" mia memijat mijat kepalanya dengan kasar.
"Gini ya rasanya berjuang demi masa depan" sahut Riko
"Lebay lo ko" Ayu membalas ke-alay-an Riko.
"Rasanya gue pingin balik jaman TK deh, dimana semua terasa enjoy. Hidup isinya cuma seneng senang doang." Riko kembali menghayal.
"Lo pikir dunia ini punya nenek moyang lo!?" Sahut Mia
"Kalau dunia ini punya nenek moyang gue. Gak bakal gue kasih izin orang songong kayak lo tinggal disini"
"Apa lo bilang?" Tanya Mia sekali lagi dengan nada nge gas.
"Enggak, tuh cilok di depan rasanya kecut sama kayak lo."
"Oo, gitu yah? Nih lo liat" Mia menunjukkan sebuah gambar
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Teen Fiction"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...