22. Ayu dan Doni

162 16 1
                                    

"Karena ketulusan cinta akan terlihat setelah menikah. Karena kesucian cinta akan terlihat setelah menikah. Karena manis bahagianya cinta akan dibuktikan setelah akad.
Semua kata kata manis dan rayuan yang terlihat tulus, jika semua itu didapatkan sebelum ikatan sebelum halal, maka belum dapat dipastikan bahwa itu adalah ketulusan sebelum dia berani memintamu baik baik kepada walimu."

****

Oeee... Oeee....

Suara tangis bayi merah yang memekakkan telinga nyaring terdengar di telinga Doni.

Susah payah Doni memejamkan mata agar bisa tidur dengan tenang, tapi usahanya itu selalu gagal. Tubuhnya sudah berganti posisi ke kiri dan kanan dengan gelisah. Padahal seharusnya ia tidur lebih awal dan istirahat cukup karena besok ia ada meeting pagi bersama client.

Hwaaaa....

Jeritan tangis bayi semakin menjadi jadi. Doni habis kesabaran, ia bangkit dari tidurnya sambil menjinjing bantal.

"Heh! Bisa ngurus anak gak sih? Brisik tau! Gua gak bisa tidur nih!" Dengan suara tinggi maksimal Doni ia membentak Ayu yang tengah bersusah payah menenangkan bayi itu.

"Aku juga gak tau Don. Aku susuin juga gak mau" Ayu menimang minang bayinya yang tak berhenti menangis.

"Lo aja gak tau apa lagi gue! Lo kan ibunya! Harusnya lo lebih tau!" Doni mengacak acak rambutnya frustasi.

"Gue tidur di sofa aja!" Doni beranjak menuju ruang tamu. Karena memang kamar di rumahnya ini hanya ada satu.

Semenjak ayah Doni tau kalau Doni menghamili Ayu, dia mencabut semua fasilitas mewah yang diberikan kepada Doni termasuk jabatannya di kantor.

Dan kini Doni hanya tinggal di rumah sederhana dengan satu kamar, juga tak ada lagi pembantu untuk melayani mereka.

Kini Doni harus mengulang semuanya dari awal. Doni harus bekerja keras untuk meraih kembali kemewahan yang pernah ia dapat. Tapi semua itu tidak akan berhasil jika setiap hari ia tidak bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak.

Doni menghempaskan tubuhnya kasar diatas soffa.

"Ck" Doni memasang headset di telinganya. Berusaha mengalihkan suara tangis bayi itu. Kini ia sedikit merasa tenang karena alunan musik yang terdengar di telinganya.

Jari jemari Doni nampak lihai memainkan ponsel.

"Apa kabar dengan zahra?" Doni berkali kali mengetikan nama Zahra di pencarian Instagram, twitter, facebook, bahkan di NO WA, terapi hasilnya nihil. Dia tidak bisa melacak dimana Zahra sekarang.

"Kayaknya Zahra sengaja menghilang dari dunia maya" ia mendengus kesal. Dia memikirkan cara agar dapat memantau kabar terbaru tentang Zahra.

"Siapa tau aja, dia cerai sama cowok kere itu. Kan lumayan, bisa gue rebut kembali" jemari Doni tak hentinya menaik turunkan layar ponsel.

"Masih cari tau tentang Zahra?" Ayu tiba tiba muncul dihadapannya. Kini bayinya sudah tidur terlelap di kamarnya.

Donj masih tak menggubrisnya. Ayu merebut ponsel Doni secara paksa. Sontak tali headset tertarik juga. Seketika itu Doni melepas headset yang ia pakai.

Jatuh Dan Cinta [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang